Page 56 - E MODUL LEMBAGA KEUNGAN SYARIAH - NADYA MEYLANI HOTMAIDA SIBARANI - 1834021315
P. 56
Indonesia melalui diskusi-diskusi yang bertemakan bank Islam sebagai pilar ekonomi
Islam. Pada tahun 1988, banyak bermunculan bank konvensional dan beberapa
diantaranya untuk usaha perbankan yang bersifat daerah berasaskan syariah.
Seiring berjalannya waktu pada tahun 1990 Majelis Ulama Indonesia (MUI)
membentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia. Setelah
melewati beberapa tahapan hingga akhirnya sampai pada Musyawarah Nasional IV MUI
di Jakarta 22 -- 25 Agustus 1990, yang menghasilkan amanat untuk pembentukan
kelompok kerja pendirian bank Islam di Indonesia. Kemudian dari kelompok itulah,
berdiri bank syariah pertama di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia, pada
tanggal 1 November 1991. Kemudian mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui setelah mengalami pertumbuhan yang
relatif tinggi pada tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2013-2014 perbankan syariah
menghadapi tantangan berupa perlambatan pertumbuhan. Gerak pertumbuhan industri
perbankan syariah yang melambat ini bermuara pada rendahnya pangsa aset, dana pihak
ketiga, dan pembiayaan bank-bank syariah dibandingkan dengan pangsa bank-bank
konvensional.
Meskipun data dari OJK seperti itu, akan tetapi dalam perkembangannya hingga
tahun 2013, market share perbankan syariah yang tumbuh stagnan, Perry beralasan
penurunan tersebut lantaran perekonomian yang tengah melambat sehingga hal itu
berdampak langsung dengan perkembangan perbankan syariah. Hingga di akhir tahun
2013, perbankan syariah Indonesia menjadi "the biggest retail islamic banking" di dunia
yang memiliki 1,3 juta nasabah, 2990 kantor bank, 126 layanan syariah dan 43 ribu
karyawan.
Perlambatan pertumbuhan perbankan syariah sudah dimulai pada tahun 2013
sampai dengan tahun 2015. Secara umum, perlambatan dapat dilihat dari sisi eksternal
dan sisi internal. Secara eksternal, perlambatan terjadi karena disebabkan oleh kondisi
ekonomi yang dimana terjadi perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Hal ini menyebabkan turunnya IHSG dan turunnya daya beli masyarakat. Kondisi makro
ekonomi ini berpengaruh terhadap kinerja industri bank syariah yang mengalami
perlambatan dari sisi aset dan liabilitas. Kemudian faktor internal yang menyebabkan
melemahnya kinerja bank syariah adalah selama ini segmentasi pembiayaan perbankan
syariah lebih didominasi oleh sektor retail khususnya UMKM.