Page 27 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 27
Setyo Budiwanto FIK Univ. Negeri Malang 21
pengalamannya. Meskipun kecepatan perkembangan beberapa atlet berbeda, pelatih
harus tetap hati-hati mengenai beban latihan yang dilakukan. Hal yang sama, jika latar
belakang dan pengalaman atlet berbeda ditunjukkan dalam latihan pada kelompok
yang sama, pelatih tidak boleh salah memprediksi karakteristik dan potensinya. (c)
Kapasitas kerja dan kemampuan individu. Tidak semua atlet yang mempunyai
kemampuan sama akan mempunyai kapasitas kerja yang sama juga. Ada beberapa
faktor biologis dan psikologis yang menentukan kemampuan kerja. (d) Status latihan
dan kesehatan. Status latihan mencakup isi, beban dan nilai latihan. Atlet-atlet yang
mempunyai tingkat kemampuan yang sama, mempunyai perbedaan tingkat
perkembangan kekuatan, kecepatan dan daya tahan, dan keterampilan. Ketidak samaan
tersebut memberikan alasan memerlukan individualisasi dalam latihan. Selanjutnya,
individualisasi secara jelas menyarankan kepada atlet tentang riwayat penyakit atau
kecelakaan yang pernah dialami. Jadi, status kesehatan juga menentukan batas
kapasitas latihan. Batas dan pembatasan tersebut akan diketahui oleh pelatih dan hanya
adanya hubungan dekat antara pelatih dengan ahli fisiologi atau dokter yang dapat
memecahkan masalah. (e) Beban latihan dan nilai waktu pulih asal atlet. Bilamana
rencana dan nilai kerja dalam latihan, ada faktor pertimbangan lain di luar latihan yang
sangat dibutuhkan atlet. Keterlibatan berkaitan dengan sekolah, pekerjaan atau
keluarga, dan jarak perjalanan ke latihan di sekolah, dapat mempengaruhi nilai waktu
pulih asal di antara latihan. Dengan catatan yang sama, gaya hidup dan keterlibatan
emosional akan juga diketahui oleh pelatih. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan
dengan sungguh-sungguh dalam isi latihan dan penekanan dalam latihan. (f)
Konstruksi tubuh atlet dan jenis sistem syaraf. Ini akan berperanan penting dalam
beban latihan dan kapasitas kemampuan. Karakteristik individu dapat ditentukan
melalui tes pengukuran yang memadai, pelatih dapat meminta tolong kepada seorang
spesialis untuk pembantu kebutuhan tes dan pengukuran yang sesuai. Hal yang sama,
pelatih dapat juga mempelajari dan mengamati perilaku atlet selama latihan, dalam
pertandingan atau bahkan selama ikut serta dalam kegiatan sosial. Perilaku di sekolah
atau tempat kerja atau di dalam lingkungan keluarga dan teman dapat juga
memberikan informasi penting untuk pelatih. Tetapi, dalam hal ini seorang pelatih
hendaknya berkonsultasi dan bekerjasama dengan ilmuwan ahli fisiologi atau ahli jiwa
(Bompa: 1994).