Page 32 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 32

26  Metodologi Latihan  Olahraga


                  diikuti  dengan  tahap  adaptasi  atlet  menyesuaikan  tuntutan  latihan,  berakhir  dengan
                  perbaikan tingkat latihan dan kemampuan (Bompa: 1994).


                  Prinsip Partisipasi Aktif dalam Latihan
                         Bompa (1994) mengemukakan bahwa pemahaman yang jelas dan teliti tentang

                  tiga faktor, yaitu lingkup dan tujuan latihan, kebebasan dan peran kreativitas atlet, dan
                  tugas-tugas  selama  tahap  persiapan  adalah  penting  sebagai  pertimbangkan  prinsip-

                  prinsip  tersebut.  Pelatih  melalui  kepemimpinan  dalam  latihan,  akan  meningkatkan
                  kebebasan  secara  hati-hati  perkembangan  atletnya.  Atlet  harus  merasa  bahwa

                  pelatihnya membawa perbaikan keterampilan, kemampuan gerak, sifat psikologisnya

                  dalam upaya mengatasi kesulitan yang dialami dalam latihan.
                         Kesungguhan  dan  aktif  ikut  serta  dalam  latihan  akan  dimaksimalkan  jika

                  pelatih  secara  periodik,  ajeg  mendiskusikan  kemajuan  atletnya  bersama-sama

                  dengannya. Pengertian ini atlet akan menghubungkan keterangan obyektif dari pelatih
                  dengan prakiraan subyektif kemampuannya. Dengan membandingkan kemampuannya

                  dengan perasaan subyektif kecepatannya, ketelitian dan kemudahan dalam melakukan
                  suatu keterampilan, persepsi tentang kekuatan, dan perkembangan lainnya. Atlet akan

                  memahami  aspek-aspek  positif  dan  negatif  kemampuannya,  apa  saja  yang  harus
                  diperbaiki dan bagaimana dia memperbaiki hasilnya. Latihan melibatkan kegiatan dan

                  partisipasi pelatih dan atlet. Atlet akan hati-hati terhadap yang dilakukannya, karena

                  masalah pribadi dapat berpengaruh pada kemampuan, dia akan berbagi rasa dengan
                  pelatih sehingga melalui usaha bersama masalah akan dapat pecahkan (Bompa: 1994).

                         Partisipasi  aktif  tidak  terbatas  hanya  pada  waktu  latihan.  Seorang  atlet  akan
                  melakukan kegiatannya meskipun tidak di bawah pengawasan dan perhatian pelatih.

                  Selama  waktu  bebas,  atlet  dapat  melakukan  pekerjaan,  dalam  aktifitas  sosial  yang
                  memberikan kepuasan dan ketenangan, tetapi dia tentu harus istirahat yang cukup. Ini

                  tentu  akan  memperbaharui  fisik  dan  psikologis  untuk  latihan  berikutnya.  Jika  atlet

                  tidak  seksama  mengamati  semua  kebutuhan  latihan  yang  tidak  terawasi,  dia  jangan
                  diharapkan dapat melakukan pada tingkat maksimumnya.

                         Ritter  (1981)  menyarankan  bahwa  ketentuan-ketentuan  berikut  diperlukan
                  tentang  prinsip  aktif.dalam  latihan    1)  Pelatih  harus  bekerja-sama  mencapai  tujuan

                  latihan bersama atletnya. Mereka akan perperan aktif dalam menetapkan tujuan sesuai

                  dengan kemampuannya. 2) Atlet harus aktif berpartisipasi dalam perencanaan program
                                                           26
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37