Page 33 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 33
Setyo Budiwanto FIK Univ. Negeri Malang 27
latihan jangka panjang dan pendek, juga dalam analisisnya. Atlet harus memiliki
kapasitas menaksir diri sendiri secara memadai sehingga dia berperan positif dalam hal
ini. Satu yang harus diharapkan bahwa atlet berpengalaman sebanyak mungkin terlibat
dibanding atlet pamula dalam berolahraga. Atlet terkemuka suatu waktu diberikan
pengembangan program yang dimilikinya. Pelatih harus memodifikasinya sesuai
dengan kualitas dan tujuan atlet. Bantuan yang penting dalam merancang suatu
program adalah membuat catatan dan pendapat atlet dalam jurnal latihannya. 3) Atlet
secara periodik harus menetapkan dan melakukan tes dan standar pencapaian. Dalam
melakukan itu, akan memberi gambaran lebih jelas tentang tingkat kemampuan dan
tingkat perbaikan dalam periode waktu tertentu. Dia dapat mennarik kesimpulan yang
tepat berdasar pada informasi yang obyektif. Program latihan selanjutnya akan
berdasar pada analisis penting ini. 4) Atlet harus wajib melakukan latihan secara
mandiri (tugas rumah) atau latihan tanpa pengawasan pelatihnya. Sangat sering
beberapa atlet, terutama atlet berbakat dan pelatihnya, tidak banyak sanggup mengatur
latihannya setiap hari. Juga, mereka dapat mengatur tujuan mereka sendiri, yang pasti
hal tersebut tidak mudah dilakukan. Selanjutnya, atlet tersebut dapat bertanding
melawan diri sendiri yang lebih menguntungkan seperti juga memperhatikan waktu
latihan. Dalam mengatasi masalah ini, satu cara yang paling efisien bagi seseorang
untuk melengkapi latihannya dengan menambah aktifitas di rumah, di pagi hari
sebelum pergi ke sekolah atau kerja. Penambahan latihan mencerminkan kemampuan
yang positif. Nilai perkembangan atlet dalam daya tahan umum dan kemampuan
seperti kelentukan dan kekuatan ditingkatkan, karena itu untuk memotivasi diri sendiri
dalam latihan. Pendekatan tersebut adalah tambahan dan cara yang efektif untuk
membuat atlet lebih sadar akan perannya. Atlet akan berpartisipasi sungguh-sungguh
dalam mencapai tujuannya (Bompa: 1994).
Prinsip Perkembangan Multilateral (multilateral development)
Pendapat Bompa (1994) diungkapkan bahwa perkembangan multilateral
berbagai unsur lambat laun saling bergantung antara seluruh organ dan sistem
manusia, serta antara proses fisiologsi dan psikologis. Kebutuhan perkembangan
multilateral muncul untuk diterima sebagai kebutuhan dalam banyak kegiatan
pendidikan dan usaha manusia. Dengan mengesampinkan tentang bagaimana