Page 54 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 54
48 Metodologi Latihan Olahraga
Koordinasi
Dijelaskan oleh Kirkendall, Gruber dan Johnson (1971), koordinasi adalah
kerjasama yang selaras antara sekelompok otot selama melakukan gerak dengan
indikasi keterampilan yang selaras. Bompa (1994) menerangkan bahwa koordinasi
adalah kemampuan yang sangat komplek, ada saling keterkaitan yang erat antara
kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelenturan saat melakukan gerakan. Definisi yang
dibuat oleh Kent (1994), koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan sistem
indera, sistem saraf dan sistem otot rangka menjadi satu rangkaian gerakan untuk
mengatur bagian-bagian badan secara terpisah yang terlibat dalam satu pola gerak yang
rumit dan mempersatukan bagian-bagian tersebut menjadi suatu gerak tunggal, mulus,
berhasil mencapai beberapa tujuan.
Bompa (1994) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi yaitu
kemampuan berfikir atau intelegensi atlet, kebaikan dan ketelitian organ-organ indera,
pengalaman gerak, dan tingkat perkembangan kemampuan gerak yang lain seperti
kecepatan, kekuatan, daya tahan, keneturan.
Foran (2001) menjelaskan bahwa koordinasi adalah kemampuan kerjasama
beberapa otot utuk menghasilkan gerakan tertentu. Dalam bidang pengetahuan latihan,
koordinasi dikenal sebagai kemampuan tubuh untuk mengatur dua atau lebih pola
untuk mencapai tujuan suatu gerakan khusus. Koordinasi merupakan sederetan
kegiatan yang rumit dan kompleks. Keadaan sederhana, kegiatan tersebut meliputi
mereaksi terhadap rangsangan, memilih dan memproses program gerakan yang sesuai
berdasarkan keterampilan yang dipelajari dan, memutuskan untuk bergerak. Proses
belajar gerak dapat dibagi dalam empat langkah. 1) Otot bergerak merangsang indera.
2) Indera mengirimkan informasi ke sistem saraf pusat sebagi pemroses informasi. 3)
Sistem saraf pusat memutuskan, mengatur dan mengem-bangkan informasi tersebut. 4)
Sistem saraf pusat mengirim kembali ke otot yang memerlukan melalui saluran syaraf
penggerak.
Koordinasi diklasifikasi menjadi koordinasi umum dan koordinasi khusus.
Koordinasi umum mengatur kapasitas dalam melaksanakan berbagai gerak kete-
rampilan secara rasional, dengan tidak mengindahkan kekhususan cabang olahraga.
Koordinasi khusus mencerminkan kemampuan melakukan berbagai gerak dalam
olahraga yang dipilih secara cepat, santai, sempurna dan teliti. (Bompa: 1994)
48