Page 51 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 51
Setyo Budiwanto FIK Univ. Negeri Malang 45
waktu yang lama akan menyebabkan jaringan pengikat menjadi kaku dan mengerut.
Akibatnya, keluasan kemungkinan gerak atau daerah sendi menjadi lebih kecil.
Latihan kekuatan otot cenderung mengurangi kelenturan sendi.
Kelenturan adalah ukuran kemampuan suatu tendon otot pada sendi terulur
tanpa mengalami hambatan fisik (Kent: 1994). Definisi yang dibuat Barrow dan
McGee (1971), kelenturan adalah rentangan gerakan pada suatu sendi. Lebih lanjut
Bompa (1994) menjelaskan bahwa kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan
yang luas diketahui sebagai kelenturan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelenturan
sendi adalah sebagai berikut. 1) Kelenturan dipengaruhi oleh bentuk, tipe dan struktur
sendi. Ligament dan tendon juga mempengaruhi kelenturan, lebih elastis ligament dan
tendon gerakan menjadi lebih leluasa. 2) Otot-otot yang menyilangi dan dekat sendi
juga mempengaruhi kelenturan. 3) Usia dan jenis kelamin mempengaruhi kelenturan
gerakan pada anak muda dan gadis berbeda dengan anak laki-laki, kelihatannya lebih
lentur. 4) Secara umum, suhu badan dan suhu otot khusus mempengaruhi luasnya
gerakan. 5) Kelenturan dipengaruhi oleh waktu, pada waktu pagi hari berbeda dengan
siang hari. 6) Suatu otot yang kurang kuat juga menghalangi keleluasaan berbagai
latihan, jadi kekuatan adalah komponen penting dalam kelenturan, dan harus
diperhatikan dengan benar oleh pelatih. 7) Keadaan kelelahan dan emosional
berpengaruh secara sangat signifikan terhadap kelenturan. Emosional yang positif
berpengaruh pada kelenturan dibanding pada keadaan perasaan tertekan. Strauss
(1979) menjelaskan bahwa kelenturan sendi akan hilang karena usia atau tidak
digunakan. Latihan satu kali dalam seminggu dsudah cukup untuk memelihara luas
gerakan.
Latihan peregangan adalah salah satu cara untuk memperoleh kelenturan.
Dengan latihan peregangan maka jaringan pengikat menjadi teregang, sehingga luas
daerah gerak sendi menjadi lebih besar. Untuk memperoleh kelenturan yang lebih baik,
dilakukan latihan peregangan yang membuat luas daerah gerak sendi menjadi lebih
besar daripada yang biasa dilakukan. Jenis latihan peregangan dapat dilakukan dengan
peregangan pasif dan peregangan aktif. Metode latihan kelenturan yang disarankan
Bompa (1994) sebagai berikut. 1) Metode aktif yaitu dengan memaksimalkan
kelenturan sendi dicapai melalui kegiatan otot perorangan. Metode ini menunjuk pada
lebarnya otot-otot agonistik ditekuk secara santai dan memberikan kekuatan pada otot-