Page 61 - Buku Metodologi Kepelatihan Olahraga
P. 61
Setyo Budiwanto FIK Univ. Negeri Malang 55
juga memiliki kedewasaan dan kualitas mental yang tinggi dalam memperoleh
kemenangan dalam pertandingan dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.
Tingkat kemantapan mental atlet sangat diperlukan dalam menghadapi suatu
pertandingan dan selama pertandingan berlangsung. Kemantapan mental merupakan
aspek yang akan memberikan andil yang sangat besar untuk tampil dengan mantap
dalam arena pertandingan dan memungkinkan pencapaian prestasi yang maksimal atau
memenangkan suatu pertandingan. Untuk itu diperlukan pembentukan kesiapan mental
bagi atlet yang direncanakan dan menjadi bagian penting dalam program latihan.
Komponen pembentukan mental merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
pembentukan komponen fisik, teknik, dan taktik. Betapapun tinggi kualitas
perkembangan kemampuan fisik, teknik maupun taktik seorang atlet, tetapi tanpa
dibarengi dan memperhatikan perkembangan mental maka keberhasilan pencapaian
prestasi menjadi tidak sempurna. Latihan mental adalah latihan untuk mempertinggi
efsiensi mental atlet, terutama jika atlet menghadapi situasi dan kondisi tekanan mental
yang berasal dari lingkungan pertandingan, lawan, penonton, alat-alat dan fasilitas
lapangan pertandingan.
Banyak aspek mental yang harus dilatihkan kepada atlet, yang dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu aspek pengabdian dan kepribadian. Aspek pengabdian
meliputi pengabdian dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesadaran mengabdi
kepada negara, rasa nasionalisme, kebanggaan dan kesetiaan. Yang berkaitan dengan
aspek kepribadian atlet. meliputi moral, sportifitas, sikap olahragawan sejati (fair play
atau sportmanship), disiplin, percaya diri, konsentrasi, daya pikir, kreatifitas,
kemauan, semangat juang, tanggung-jawab, rasa harga diri, motivasi, dan kerjasama
Kesehatan Mental
Kesehatan mental tidak lepas dari masalah moral. Moral dalam kegiatan
olahraga adalah suatu sikap yang mampu untuk menghadapi dan menanggulagi segala
kesulitan, frustasi, ketegangan, kegagalan, perubahan yang terjadi, gangguan, krisis
emosional dalam kegiatan olahraga dengan penuh ketabahan, kesabaran, pengertian
dan kewajaran. Moral yang tinggi tercermin dari kemauan yang keras dan pasti, niat
yang mantap untuk berjuang terus, berperilaku dan berpikir positif, tidak kenal
menyerah meskipun menghadapi berbagai masalah. Atlet yang matang akan
menunjukkan sikap dewasa, mempunyai ketahanan dan tegar terhadap gangguan fisik,