Page 19 - Modul Mengelola Induk Ikan1
P. 19
Gambar 7. Pengolahan Tanah Dasar Kolam
D. Pengapuran
Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah. Pada saat
tanah dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar, penebaran kapur dapat dilakukan.
Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH)
tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit. Jenis kapur yang digunakan untuk
pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu kapur
carbonat : CaCO 3 atau [CaMg(CO 3)] 2, dan kapur tohor/kapur akti (CaO). Kapur pertanian
yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur
tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit
dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya lebih banyak mengandung karbonat, magnesiumnya
sedikit (CaCO 3), sedangkan dolomit bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat
dan magnesium karbonat [CaMg(CO 3)] 2, Dolomit merupakan kapur karbonat yang
dimanfaatkan untuk mengapur lahan bertanah masam. Kapur tohor adalah kapur yang
pembuatannya lewat proses pembakaran. Kapur ini dikenal dengan nama kapur sirih,
bahannya adalah batuan tohor dari gunung dan kulit kerang.
Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya karena jika berlebihan kapur
akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan
menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam. Sebagai acuan dalam memberikan kapur
pada kolam budidaya ikan dapat dilihat pada Tabel 2. Tetapi ada juga para petani
2
menggunakan dosis kapur berkisar antara 100-200gram/m hal ini dilakaukan bergantung
kepada keasaman tanah kolam.
Modul Mengelola Induk Ikan 12