Page 55 - jhana dan umat awam
P. 55
avikkhepo), yang terdiri dari keterpusatan pikiran yang
dibangkitkan karena berdiri di atas Nibbāna, dengan hal itu
sebagai penyebab dengan menggunakannya sebagai
kebebasan obyek dari fenomena yang dihasilkan di sana.
Konsentrasi yang berperan dalam penembusan
(nibbedhabhāgiyo samādhi), yang bangkit karena pandangan
terang, dijelaskan.” Dari hal ini, tampaknya bahwa
“konsentrasi memiliki kebebasan sebagai obyeknya” dapat
dipahami sebagai konsentrasi yang bangkit melalui praktik
meditasi pandangan terang, dengan tujuan pencapaian
Nibbāna.
18. Pembahasan lengkap mengenai ketujuh tipologi ini
terdapat pada MN I 477-79. ketujuh jenis ini juga
didefinisikan, secara agak berbeda, pada Pp 14-15.
19. Satu pengecualian yang mungkin dari pernyataan ini
adalah sutta pada AN 7:53/ IV 78. Di sini Sang Buddha
memulai dengan mendiskusikan enam jenis pertama, yang di
antaranya dua jenis pertama dikatakan “tanpa
sisa” (anupādisesa), yaitu, kekotoran-kekotoran, yang berarti
bahwa mereka adalah para Arahant; empat berikutnya
dikatakan “dengan sisa” (sa-upādisesa), yang berarti mereka
memiliki beberapa kekotoran dan dengan demikian masih
belum Arahant. Tetapi posisi ke tujuh, di mana kita berharap
untuk menemukan saddhānusārī, Beliau menyebutkan “jenis
ke tujuh, seorang yang berdiam dalam tanpa-
gambaran” (sattamam animittavihāriṃ puggalaṃ). Ini
dijelaskan sebagai “seorang bhikkhu yang, melalui tanpa-
perhatian pada segala gambaran, masuk dan berdiam dalam
51