Page 7 - jhana dan umat awam
P. 7

jhāna-jhāna.  Jelas  bahwa  sistem  ini  didukung  oleh
            Visuddhimagga dan Komentar-komentar Pāli, walaupun tidak
            mendapat tempat yang menonjol dalam perlakukan komentar
            atas sang jalan, yang biasanya mengikuti gaya kanonis dengan
            menempatkan  jhāna-jhāna  sebelum  pengembangan
            pandangan terang. [2]


            Untuk menjawab pertanyaan apakah jhāna-jhāna diperlukan
            untuk  mencapai  tahap-tahap  pencerahan,  kita  harus
            mempersempit pertanyaan dengan mempertanyakan apakah
            jhāna-jhāna  diperlukan  untuk  mencapai  tahap  pertama
            pencerahan, yang dikenal sebagai memasuki-arus (sotāpatti).
            Karena  Nikāya-Nikāya  mengurutkan  proses  pencerahan  ke
            dalam  empat  tahap  –  memasuki-arus,  yang-kembali-sekali,
            yang-tidak-kembali,  dan  Kearahantaan  –  adalah  mungkin
            bahwa jhāna-jhāna menjadi  penting  pada  tahap  lanjut  dari
            sang jalan, dan bukan pada tahap pertama. Dengan demikian
            maka  pandangan  terang  yang  diperlukan  pada  tahap-tahap
            awal  tidak  mensyaratkan  pencapaian  jhāna-jhāna  terlebih
            dulu,  sementara  jhāna-jhāna  menjadi  penting  dalam
            melakukan transisi  dari  salah  satu  tahap  menengah kepada
            tahap  yang  lebih  tinggi.  Saya  sendiri  percaya  pada  adanya
            bukti kuat dalam  Nikāya-Nikāya bahwa jhāna-jhāna menjadi
            faktor penting bagi mereka yang ingin maju dari tahap yang-
            kembali-sekali  menuju  tahap  yang-tidak-kembali. Saya  akan
            mengulas  naskah  yang  menguatkan  tesis  ini  nanti  dalam
            tulisan ini.


            Akan tetapi, sekarang ini, beberapa guru meditasi terkemuka
            membantah kebenaran pendekatan pandangan terang kering,


                                           3
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12