Page 10 - jhana dan umat awam
P. 10

(dan  kadang-kadang  menyatakan)  praktik  apa  yang  harus
            dijalankan  oleh  seorang  praktisi  pada  tahap  yang  lebih
            rendah hingga tingkat lebih tinggi di sepanjang sang jalan.


            Membahas  sutta-sutta  tentang  umat-umat  awam  adalah
            membahas pertanyaan perlunya jhāna dari suatu sudut yang
            agak  berbeda  dari  yang  biasanya  diterima.  Sebagian  besar
            yang  terlibat  dalam  diskusi  ini  menitikberatkan  pada  teks
            yang  membahas  secara  prinsip  tentang  praktik  monastik.
            Kelemahan pada pendekatan ini  adalah, seperti  ditunjukkan
            di  atas,  terletak  pada  kebiasaan  Nikāya-Nikāya  dalam
            menyingkat  tingkatan-tingkatan  berturut-turut  dari
            pencapaian  monastik  ke  dalam  satu  skema  komprehensif
            tunggal  tanpa  menunjukkan  bagaimana  berbagai  tingkatan
            praktik  itu  saling  berhubungan dengan  tingkatan-tingkatan
            pencapaian berturut-turut. [4] Jadi bukannya membahas teks-
            teks  monastik  ini,  saya  berniat  untuk  menyorot  komunitas
            buddhis yang tidak ditahbiskan dan melihat sutta-sutta yang
            membahas  praktik-praktik  dan  kualitas-kualitas  dari  siswa
            awam  mulia.  Karena  jika  jhāna-jhāna  sungguh  diperlukan
            untuk mencapai tingkat memasuki-arus, maka jhāna-jhāna ini
            yang  dipraktikkan  oleh  umat  awam  hampir  serupa  dengan
            praktik  seorang  bhikkhu,  dan  dengan  demikian  kita  akan
            menemukan  teks  yang  biasanya  menjelaskan  praktik  jhāna
            dan pencapaian umat  awam  seperti  juga yang kita temukan
            dalam  kasus para bhikkhu. Jika,  sebaliknya, teks-teks secara
            konsisten  menggambarkan  praktik-praktik  dan  kualitas-
            kualitas  jenis  tertentu  siswa  awam  mulia  dalam  cara-cara
            yang melampaui  atau tanpa jhāna-jhāna, maka kita memiliki
            landasan  kuat  untuk  menyimpulkan  bahwa  jhāna-jhāna


                                           6
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15