Page 18 - Materi E book Kisah Tentara Pelajar_Story of Student Warriors_Neat
P. 18

segera tentara Belanda membalas  dengan tembakan beruntun membabi buta dengan senapan

               otomatis, thorrthorrthorr…! thorrthorrthorr…! diarahkan ke semua  arah. Tindakan   gerilya
               seperti  itu  dimaksud  agar  Belanda  dan  Negara-negara  lain  tahu  bahwa  Negara  Republik

               Indonesia dan Tentara masih tegak berdiri.
                       Pada masa perang gerilya pasukan dari kesatuan Pelajar banyak bermarkas di desa-

               desa  pinggir  hutan  salah  satunya  di  Desa    Sebayi  dan  TGP  bermarkas  di  Desa  Gemarang
               pernah  juga  di  Desa  Brumbun  saat  ikut  mengamankan  pengungsian  Bupati  Ronggo

               Kusnindar  dan  Walikota  Sampoerna  beserta  seluruh  pejabat  Kabupaten  dan  Kota  Madya

               Madiun. Karena pemerintahan telah di ambil alih oleh Tentara Belanda.
                       “Pada  suatu  waktu,  pasukan  Eyang  Yusuf  singgah  beberapa  hari  di  sebuah  desa,

               seperti biasanya kami diterima dengan ramah oleh penduduk desa, kami setiap hari dijamu

               makan seadanya, nasi thiwul lauk tempe atau tahu itu sudah sangat istimewa bagi masyarakat
               pada saat itu. Suatu pagi saat kami baru bangun, tiba-tiba ada laporan dari penduduk yang

               datang  tergopoh-gopoh  bahwa  tentara  Belanda  sedang  menuju  ke  desa  ini,  segera  kami
               berkemas pergi  dari desa itu, namun  rupanya ada mata-mata  yang tahu tempat  kami, oleh

               tentara Belanda rumah kami di bakar tanpa sisa, hingga pemilik rumah beserta keluarganya
               ikut  mengungsi  bersama  rombongan  para  gerilyawan”  Sambil  berkaca-kaca  Eyang  Yusuf

               bercerita,  kemudian  Eyang  Yusuf  menunjukan  sebuah  bekas  goresan  luka    di  lengan  kiri

               bawah  sebagai  tanda  abadi  seorang  pejuang  Bangsa.    “ini  saat  Eyang  bergerilya,  tiba-tiba
               “bluarrr” ada granat yang meledak tidak jauh dari posisi Eyang, tahu-tahu lengan kiri Eyang

               tersambar pecahan granat.”
                       “Perlawanan  Gerilya  Pejuang  Republik  yang  pantang  menyerahdan  terus  menerus

               rupanya  membuat  Belanda  Bangkrut  karena  biaya  perang  membengkak    dan  belum
               menampakkan ada hasilnya,  hingga  Pemerintah  Belanda terpaksa  menawarkan gencatan

               senjata  melalui  meja  perundingan,  yaitu  Perundingan  Roem-Royen.”  Eyang  Yusuf

               melanjutkan ceritanya.
                       “Bulan  Juli  1949  serang  menyerang    sudah  mulai  tampak  kendur,  Tanggal  10

               Agustus 1949 jam 12.00 malam ada perintah dari panglima besar  Jendral Sudirman bahwa

               tembak  menembak  harus    dihentikan,  dengan  ketentuan  di  mana      tentara  Belanda
               berada,maka  wilayah  tersebut  dikuasai  dan  dimana  tentara  republik  berada  disitu,  wilayah

               tersebut  dikuasai  masing-masing.  Dengan  adanya    perjanjian  tersebut  rupanya  tentara
               Belanda merasa telah menguasai kota, namun pagi  hari tanggal 11 Agustus 1949 saat tentara

               Belanda keluar markas untuk menikmati suasana kota merasa kaget. Saat keutara sampai rel


               CREATED BY WIDODO, S.PD                                                                  18
   13   14   15   16   17   18   19   20   21