Page 7 - Materi E book Kisah Tentara Pelajar Madiun
P. 7
“Semangat Perjuangan para Pelajar”
Gbr.2 paling Kiri Yusuf, Asror dan Sujono berseragam TRIP
Foto Koleksi : Eyang Yusuf Musdi
“Pada tahun 1945 di kota Madiun sudah banyak berdiri sekolah-sekolah Belanda yang
siswanya juga anak-anak pribumi dari golongan Bangsawan, keturunan Tionghwa dan orang
kaya, sekolah itu diantaranya HIS (Hollandsch Inlandsch School), HCS (Hollandsch-
Chineese School), MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) yang setingkat sekolah
menengah, bahkan ada juga OSVIA (opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren) yaitu
sekolah khusus bagi calon pegawai pemerintah yang sekarang gedungnya masih berdiri
megah yaitu Gedung Bosbow di lingkungan Perhutani Kota Madiun. sedangkan anak-anak
dari kalangan rakyat biasa bisa sekolah di Vervolgschool atau disebut juga sekolah angka
loro, sekolah ini hanya mengajarkan baca dan tulis secukupnya.”
“Pada waktu itu banyak pemuda yang mempelopori perjuangan kemerdekaan
kebanyakan berasal dari pelajar, mahasiswa dan para santri termasuk Mas Yusuf Musdi,
dulu sekolah di SMP Pertahanan yang sebelumnya adalah sekolah HCS Zaman Belanda,
sekarang menjadi SMP Negeri 2 Madiun. Setelah mendengar berita tentang Proklamasi
Kemerdekaan RI, tepatnya pada bulan September 1945 segera para pemuda, pelajar dan
masyarakat Madiun merapatkan barisan dengan mengepung markas-markas tentara Jepang,
diantaranya markas Kempetai Jepang, yaitu Polisi Militer nya tentara Jepang, yang sekarang
tempatnya menjadi Markas Korem 081 Madiun. Pada masa penjajahan Jepang Kempetai
sangat di takuti oleh para pejuang dan rakyat, karena biasanya yang ditangkap pasukan
Kempetai dan di masukkan markasnya maka pasti akan disiksa dan tak mungkin kembali.”
CREATED BY WIDODO, S.PD 7