Page 12 - Materi E book Kisah Tentara Pelajar Madiun
P. 12
“Gugurnya Sang Pejuang Pelajar”
Gbr.4 Ziarah TMP Madiun
“Pada Tahun 1947 terjadi Agresi Belanda ke 1, dimana waktu itu Kota Madiun di
banjiri pengungsi dari daerah Surabaya, Keresidenan Besuki dan sekitarnya. Dalam
rombongan pengungsi tersebut terdapat pasukan TRIP dari Batalyon 1000 di bawah pimpinan
Mas Koesoemo Hadi. Sedangkan waktu itu di Madiun sudah ada Batalyon 2000 pimpinan
Mas Achmad Effendi ( Mbah Onggo ) yang anggota- anggotanya tediri dari pelajar - pelajar
Madiun dan Bojonegoro. Anggota -anggota ini tidak di asramakan tapi tinggal di rumah
masing – masing atau di rumah tempat kost mereka. Dengan terjadinya perubahan-
perubahan situasi, maka struktur organisasi TRIP di rubah menjadi “Komando- Komando”.
Batalyon 1000 dan 2000 dilebur menjadi komando I di bawah pimpinan Mas Koesoemo
Hadi, dengan ijin dari walikota Madiun maka markas komando I TRIP menempati markas
eks Batalyon 2000 yaitu di ujung jalan Raya dekat Perempatan Tugu.”
Peristiwa PKI /Muso di Madiun diawali kekacauan yang terjadi di Solo yaitu,
penculikan-penculikan dan pembunuhan Dr. Moewardi, pemogokan buruh di pabrik
Delanggu Solo. Peristiwa ini seolah dijadikan uji coba PKI untuk mengetahui sampai dimana
reaksi, kekuatan dan wibawa pemerintah RI. Strategi ini dimaksudkan agar perhatian
pemerintah tertuju pada kota Solo, sehingga diharapkan konsentrasi pasukan RI berada di
sekitar kota Solo. Setelah peristiwa di Solo selesai, FDR (front Demokrasi Rakyat) bentukan
PKI mulai mengadakan perebutan kekuasaan dengan di dukung oleh Brigade 29 yang hampir
seluruh anggotanya berasal dari laskar Pemuda Sosialis Indonesia atau Pesindo. Brigade 29
ini sebelumnya bermarkas di Kediri kemudian dipindahkan untuk menguasai Keresidenan
Madiun.
CREATED BY WIDODO, S.PD 12