Page 14 - Materi E book Kisah Tentara Pelajar Madiun
P. 14

PAM (Patriot Anti Muso) melakukan unjuk rasa anti Muso  dan  berusaha  menjaga obyek-

               obyek vital dari pengrusakan pemberontak PKI Muso.
                       Tanggal 24 September 1948 pagi bertebaran di seluruh penjuru kota Madiun ribuan

               pamflet yang berisi sikap anti FDR/PKI Muso. Menyadari situasi yang mulai memanas para
               pimpinan  FDR/PKI  segera  mengumpulkan  para  pelajar  Madiun  di  Pendopo  Kabupaten

               Madiun pada tanggal 27 September 1948, rapat terbuka itu di hadiri  tidak kurang dari 6000

               pelajar, dalam rapat tersebut Abdul Mutalib sebagai residen merah (PKI Muso) menjanjikan
               sekolah gratis bagi SR (Sekolah Rakyat) dan SLP (Sekolah Lanjutan Pertama), namun semua

               janji FDR/PKI di tolak oleh semua peserta rapat, hingga rapat tidak menghasilkan keputusan
               apapun, justru massa pelajar tersebut tidak mau bubar tapi malah bergerak beriringan menuju

               Taman  Makam  Pahlawan  tempat  Mas  Moeljadi  dimakamkan.  Seusai  dari  TMP  massa

               kembali  bergerak  sambil  meneriakkan  yel-yel  yang  bernada  mengejek  dan    melecehkan
               FDR/PKI.  Bahkan  ketika  di  depan  markas  Pesindo  yang  sudah  siap  senjata  sambil

               mengancam  siapa  saja  yang  menghina  FDR/PKI  Muso,  teriakan  dan  yel-yel  ini  justru
               semakin keras bahkan menantang Pesindo untuk menembak mereka. Untunglah peristiwa ini

               tidak jadi meletus menjadi pertumpahan darah.
                       Pada  tanggal  19  September  1948,  Presiden  Sukarno  telah  memaklumkan  negara

               dalam keadaan bahaya maka segera Panglima Besar Jendral Sudirman memerintahkan semua

               pasukan yang masih setia pada Negara Republik Indonesia, untuk memberantas gerombolan
               FDR/PKI Muso, dari arah barat (solo) dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto dan dari arah

               timur (Kediri) dipimpin oleh Kolonel Sungkono, tentara Pelajar juga ikut membantu dalam
               mengamankan situasi di Madiun. Maka hanya dalam 13 hari Madiun dapat dikuasai penuh

               Tentara Republik Indonesia. Pimpinan PKI Muso dapat di tembak mati oleh Pasukan dari
               Brigade S (Sudarsono) pada 31 Oktober  1948 di Sumoroto Ponorogo, sedangkan pelarian

               Amir Syarifudin  dan gerombolannya masih sempat menyergap rombongan mobil ketua DPA

               atau mantan Gubernur  Jawa Timur Suryo, bersama beberapa ajudannya hingga ditemukan
               gugur di hutan jati wilayah Ngawi, namun pelarian gerombolan ini tidak berlangsung lama

               dan tertangkap di daerah Purwodadi Jawa Tengah. Begitulah anak-anak setiap usaha yang

               ingin merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia, pastilah akan binasa.












               CREATED BY WIDODO, S.PD                                                                  14
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19