Page 113 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 113

(Ukung adalah pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat
                       distrik).  Belanda  menargetkan  2000  pasukan  Minahasa  yang  akan  dikirim
                       ke  Jawa.  Ternyata  orang-orang  Minahasa  umumnya  tidak  setuju  dengan
                       program  Daendels  untuk  merekrut  pemuda-pemuda  Minahasa  sebagai
                       pasukan kolonial. Banyak di antara para ukung mulai meninggalkan rumah.
                       Mereka  justru  ingin  mengadakan  perlawanan  terhadap  kolonial  Belanda.
                       Mereka  memusatkan  aktivitas  perjuangannya  di  Tondano,  Minawanua.
                       Salah seorang pemimpin perlawanan itu adalah Ukung Lonto. Ia menegaskan
                       rakyat Minahasa harus melawan kolonial Belanda sebagai bentuk penolakan
                       terhadap  program  pengiriman  2.000  pemuda  Minahasa  ke  Jawa  serta
                       menolak kebijakan kolonial yang memaksa agar rakyat menyerahkan beras
                       secara cuma-cuma kepada Belanda.


                       Dalam suasana yang semakin kritis itu  tidak ada pilihan lain bagi Residen
                       Prediger  kecuali  mengirim  pasukan  untuk  menyerang  pertahanan  orang-
                       orang  Minahasa  di  Tondano  Minawanua.  Belanda  kembali  menerapkan
                       strategi dengan membendung Sungai Temberan. Prediger juga membentuk
                       dua  pasukan  tangguh.  Satu  pasukan  dipersiapkan  untuk  menyerang  dari
                       Danau Tondano, sedangkan pasukan yang lain menyerang Minawanua dari
                       darat.  Tanggal  23  Oktober  1808  pertempuran  mulai  berkobar.  Pasukan
                       Belanda yang berpusat di Danau Tondano berhasil melakukan serangan dan
                       merusak pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan perkampungan
                       Minawanua  sehingga  menerobos  pertahanan  orang-orang  Minahasa  di
                       Minawanua. Walaupun sudah malam para pejuang tetap dengan semangat
                       yang tinggi terus bertahan dan melakukan perlawanan dari rumah ke rumah.
                       Pasukan Belanda merasa kewalahan. Setelah pagi hari tanggal 24 Oktober
                       1808  pasukan  Belanda  dari  darat  membombardir  kampung  pertahanan
                       Minawanua. Serangan terus dilakukan Belanda sehingga kampung itu seperti
                       tidak ada lagi kehidupan.


                       Pasukan  Prediger  mulai  mengendorkan  serangannya.  Tiba-tiba  dari
                       perkampungan  itu  orang-orang  Tondano  muncul  dan  menyerang  dengan
                       hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak Belanda. Pasukan
                       Belanda terpaksa ditarik mundur. Seiring dengan itu Sungai Temberan yang
                       dibendung  mulai  meluap  sehingga  mempersulit  pasukan  Belanda  sendiri.
                       Dari jarak jauh Belanda terus menghujani meriam ke Kampung Minawanua,
                       tetapi tentu tidak efektif. Begitu juga serangan yang dari danau tidak mampu
                       mematahkan semangat juang orang-orang Tondano, Minawanua. Bahkan
                       terdengar berita kapal Belanda yang paling besar tenggelam di danau.






                                                                                          105
                                                                             Sejarah Indonesia
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118