Page 131 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 131
di Kulon Progo diserahkan kepada Pangeran Adisuryo dan Pangeran
Somonegoro. Yogyakarta bagian utara dipimpin oleh Pangeran Joyokusumo.
Yogyakarta bagian timur diserahkan kepada Suryonegoro, Somodiningrat,
dan Suronegoro. Perlawanan di Gunung Kidul dipimpin oleh Pangeran
Singosari. Daerah Plered dipimpin oleh Kertopengalasan. Daerah Pajang
diserahkan kepada Warsokusumo dan Mertoloyo, sementara itu daerah
Sukowati dipimpin oleh Tumenggung Kertodirjo dan Mangunnegoro.
Gowong dipimpin oleh Tumenggung Gajah Pernolo. Langon dipimpin oleh
Pangeran Notobroto Projo. Serang dipimpin oleh Pangeran Serang.
Sebagai pucuk pimpinan Pangeran Diponegoro didampingi oleh Pangeran
Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro), Ali Basyah Sentot Prawirodirjo
sebagai panglima muda, dan Kiai Mojo bersama murid-muridnya. Nyi Ageng
Serang yang sudah berusia 73 tahun bersama cucunya R.M. Papak bergabung
bersama pasukan Pangeran Diponegoro. Nyi Ageng Serang (nama aslinya
R.A. Kustiah Retno Edi), sejak remaja sudah anti terhadap Belanda dan pernah
membantu ayahnya (Panembahan Serang) untuk melawan Belanda.
Tiga minggu setelah penyerbuan Tegalrejo, pasukan Diponegoro balik
menyerang Keraton Yogyakarta. Serangan ke keraton ini mendapatkan
hasil. Pasukan Pangeran Diponegoro di desa Kejiwan berhasil memporak
porandakan pasukan Belanda yang di pimpin Sollewijn. Pasukan Diponegoro
berhasil menduduki keraton.
Pada tahun-tahun awal Pangeran Diponegoro
mengobarkan semangat “Perang Sabil”.
Perlawanannya berjalan sangat efektif. Pusat
kota dapat dikuasai. Selanjutnya pasukan
Pangeran Diponegoro bergerak ke timur dan
berhasil menaklukan Delanggu dalam rangka
menguasai Surakarta. Namun, pasukan Pangeran
Diponegoro dapat ditahan oleh pasukan Belanda
di Gowok. Secara umum dapat dikatakan
pasukan Pangeran Diponegoro mendapatkan
banyak kemenangan. Beberapa pos pertahanan
Sumber: Jejak-Jejak Pahlawan:
Belanda dapat dikuasai. Untuk memperkokoh Dari Sultan Agung hingga
kedudukan Pangeran Diponegoro, para ulama Hamengku Buwono IX, 1992.
Gambar 2.25. Nyi Ageng Serang.
dan pengikutnya menobatkannya sebagai raja
dengan gelar: Sultan Abdulhamid Herucokro
(Sultan Ngabdulkamid Erucokro).
123
Sejarah Indonesia