Page 44 - EBOOKFISIKA.pdf
P. 44
Selain itu, deviasi minimum juga bisa terjadi jika r = i ,
1 2
maka dari persaman (2.18) diperoleh:
= r + r = 2r
1 1 1
1
r = ............................................................... (2.21)
1 2
Bila dihubungkan dengan Hukum Snellius diperoleh:
n .sin i = n .sin r
1 1 2 1
sini 1 = n 2
sinr n
1 1
Masukkan i dari persamaan (2.20) dan r dari persamaan
1 1
(2.21) sehingga:
1
sin ( + )
sin i n m n
1 = 2 → 2 = 2
sin r 1 n 1 sin 1 n 1
( + ) n 2 #
sin m = 2 sin ....................................... (2.22)
'
2 n 1 2
o
Untuk sudut pembias yang kecil ( < 15 ): β 5 ; i
%
2
δ m = ⎜ ⎛ n 2 − 1⎟ ⎞ ................................................... (2.23)
9
δ
5 <i ; = > β
⎝ n 1 ⎠ 2 %
Jika n = udara, maka n = 1, sehingga persamaan di atas
1 1
menjadi:
δ = (n 2 − ) 1 ............................................... (2.24)
m
dengan:
n =indeks bias medium
1
n =indeks bias prisma
2
=sudut pembias (puncak) prisma
δ m =sudut deviasi minimum
1
!
Sudut dispersi merupakan sudut yang di- β
bentuk antara deviasi sinar satu dengan sinar
lain pada peristiwa dispersi (penguraian cahaya).
Sudut ini merupakan selisih deviasi antara δ δ
sinar-sinar yang bersangkutan.
Jika sinar-sinar polikromatik diarahkan ϕ
>
pada prisma, maka akan terjadi penguraian
warna (sinar monokromatik) yang masing-
masing sinar mempunyai deviasi tertentu. Gambar 2.7 !
Selisih sudut deviasi antara dua sinar
1
adalah sudut dispersi, ϕ . Sebagai contoh,
pada Gambar 2.7 dapat dinyatakan:
deviasi sinar merah δ = (n −1 )β
m m
deviasi sinar ungu δ = (n −1 )β
u u
$ % &