Page 16 - tmp
P. 16
cadangan penurunan harga persediaan Rp 30.000
E. Pengelolaan Mutasi Persediaan Barang Dagang Ke Dalam Kartu Persediaan
1) Pencatatan Sistem Periodik / Fisik
Dalam system periodik, mutasi persediaan barang dagang tidak dicatat dalam kartu
persediaan barang dagang. Kartu persediaan barang dagang hanya sebagai tempat
mencatat persediaan awal periode dan pembelian barang dagang.
Contoh :
Data persediaan barang PD. Surya selama bulan Juli 2015 sebagai berikut :
Juli 1 persediaan awal 6.000 kg @ Rp 2.000
5 faktur no. 114 dari PT. Sari untuk pembelian 6.000 kg @ Rp 2.200
10 faktur no. 126 dari PT. Mas untuk pembelian 5.000 kg @ Rp 2.400
15 faktur no. 138 dari PD. Alia untuk pembelian 8.000 kg @ Rp 2.600
26 faktur no. 147 dari PT. Jaya untuk pembelian 4.000 kg @ Rp 2.700
Dari data tersebut bila dicatat pada kartu persediaan maka sebagai berikut :
Kartu Persediaan Nama barang : SYL
No. Kode : SYL-02
Satuan : Kg
Tgl No. Keterangan Kuantitas Harga Jumlah Harga Jml Harga
Pemb Bukti (Kg) Satuan (Rp) Persediaan
(Rp) (Rp)
1 - Saldo 6.000 2.000 12.000.000 12.000.000
5 114 PT. Sari 6.000 2.200 13.200.000 25.200.000
10 126 PT. Mas 5.000 2.400 12.000.000 37.200.000
15 138 PD. Alia 8.000 2.600 20.800.000 58.000.000
26 147 PT. Jaya 4.000 2.700 10.800.000 68.800.000
Jumlah barang tersedia untuk dijual = Rp 68.800.000
Untuk mengetahui jumlah persediaan barang akhir maka harus dilakukan perhitungan
secara fisik terlebih dahulu.
Misalkan saja ada persediaan sebesar 9.000 kg yg tersisa pada 31 Juli 2015. Maka nilai
persediaan akhir per 31 Juli 2015 jika menggunakan metode rata-rata sederhana sbb :
Harga rata-rata per kg = Rp 2.000 + Rp 2.200 + Rp 2.400 + Rp 2.600 + Rp 2.700
5
= Rp 11.900 = Rp 2.380
5
Nilai persediaan akhir = 9000 kg x Rp 2.380 = Rp 21.420.000
Harga pokok penjualan bulan Juli 2015 :
Barang tersedia untuk dijual = Rp 68.800.000
Nilai persediaan akhir = Rp 21.420.000
Harga pokok penjualan = Rp 47.380.000