Page 225 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 225
Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, karir
politik Soekarno melejit. Ia memiliki reputasinya se
bagai sosok yang peduli terhadap persatuan bangsa
(sikap ini konsisten dipegangnya, bahkan ketika ia
harus menebusnya dengan lengser dari kekuasaan
pada tahun 1967). Karena itu, para pemuda mende
saknya untuk memproklamasikan kemerdekaan, ber
sama Mohammad Hatta. Ia juga mengagas dasar ne
gara yang kini dikenal sebagai Pancasila.
Komitmen Soekarno terhadap persatuan bangsa
mendapat tantangan berat pada tahun 1950-an. Ba
nyak pihak yang tidak puas dan melahirkan berbagai
gerakan separatisme. Situasi itu semakin sulit ketika
ia sendiri mulai menampakkan perubahan karakter
kepemimpinannya. Mundurnya Hatta sebagai Wakil
Presiden, membuat pamornya agak meredup. Ia ber
usaha mengembalikan pamor itu dengan cara-cara
yang berbau kediktatoran. Demokrasi Terpimpin di
nilai merupakan eufemisme dari absolutisme kekua
saan, yang kemudian dipertegas dengan pengang
katannya sebagai Presiden Seumur Hidup.
Persatuan bangsa yang sublim sebagaimana di
gagas dalam konsep Nasakom, ternyata rapuh. Tapi
Soekarno sepertinya enggan mengakui realitas. Ia
menciptakan beberapa bias dengan mengalihkan
perhatian publik kepada isu-isu neo-kolonialisme dan
neo-imperialisme. Popularitasnya memang sedikit
meningkat setelah perebutan kembali Irian Barat,
yang didukung sepenuhnya oleh tentara. Namun da
lam kampanye berikutnya (Ganjang Malaysia), ten
tara tidak sepenuhnya mendukung. Kampanye ini
akhirnya hanya merupakan slogan.
208