Page 38 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 38
Di India ia mendapat kejutan. Bukannya diteri
rna untuk belajar, ia justru dinilai lebih pantas men
jadi pengajar. Tetapi, ia menolak. Uang beasiswanya
digunakan untuk berkeliling India dan melukis. Se
lama berkarya di India, subjek gambarnya merang
kum kemiskinan yang ada di negara itu. Beberapa
lukisannya kemudian menjadi koleksi Museum Ma
dras dan Museum Tagore.
India juga memberikan sesuatu yang baru bagi
Affandi. Oi negeri ini ia menemukan teknik "pelo
totan", yaitu melukis tanpa memakai kuas. Affandi
hanya memelototkan cat dari tube, dan mengguna
kan tangan serta jarinya untuk melukis. Teknik baru
itu semakin menambah citarasa ekspresionisnya.
Pasca tahun 1934 setelah kelahiran Kartika, anak
pertamanya, menjadi masa yang sulit. Sebagai se
orang suami dan ayah, Affandi. harus memberi naf
kah keluarganya. Saat itu lukisannya belum bisa di
gunakan untuk menopang kebutuhan keluarga. Ia
kemudian menjadi tukang poster di bioskop Elite, Ban
dung. Tapi, Affandi terus melukis. Muncul harapan
ketika orang mulai tertarik membeli hasil karyanya.
Waktu itu di Kebun Raya Bandung diadakan bazar
dan pameran lukisan. Salah satu lukisan Affandi di
beli oleh Sjafei Soemardja, lulusan Sekolah Tinggi Lu
kis Amsterdam, Belanda. Affandi sendiri malah he
ran mengapa Sjafei mau membeli lukisannya. Sjafei
hanya menjawab, "Di dalamnya saya melihat masa
depan. Teruslah melukis, jangan berhenti, dan ja
ngan berputus asa."
Affandi terus menuai keberuntungan. Pada za
man pendudukan Jepang, eksistensinya sebagai p"-
2"