Page 126 - Toponim sulawesi.indd
P. 126

112    Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               pelabuhan.  Pelabuhan  Bitung menjadi penting bagi kota  Bitung dan

               sekitarnya karena merupakan pintu masuk dan keluarnya barang-barang
               perdagangan. Untuk menunjang aktivitas kepelabuhanan maka dibutuhkan

               sarana-dan prasarana yang baik guna kelancaran, seperti dermaga, gudang,
               galangan  kapal, kantor adminsitrasi  pelabuhan,  jalan  dalam  pelabuhan,
               perparkiran  kendaraan,  manajemen pelabuhan  yang  baik, dan  jalan

               penghubung  dalam  dan  luar kota. Sarana jalan  juga penting  didukung
               dengan jaringan transportasi yang baik, sehingga barang masuk maupun

               keluar terdistribusi dengan baik ke berbagai tujuan. Dari sini dapat diukur
               sejauhmana daya dukung pelabuhan yang saling berintegrasi dengan situasi
               dan kondisi sekitar luar pelabuhan. Tidak hanya itu saja, masyarakat sekitar

               juga turut berperan dalam menjaga keamanan dalam pengertian yang luas,
               termasuk hubungan antara pelabuhan dan masyarakat dalam hal tenaga
               kerja, baik administrasi, tenaga buruh bongkar muat barang, dan lainnya.


                     Pada tahun 1950 pembangunan pelabuhan Bitung dimulai dan diawali
               dengan pembangunan dermaga labuh dilanjutkan dengan perataan tanah
               dan penimbunan tanah rawa yang dibantu oleh alat-alat besar Pekerjaan

               Umum (PU) yang ditangani pelaksanaannya oleh perusahaan N.V. Biro
               Karpi pimpinan proyek Ir. H. Laoh. Tahun sebelumnya, 15 Desember 1949,
               saat persiapan pembangunan, sudah diangkat seorang pejabat, pengawas

               pelabuhan sekaligus juga sebagai pimpinan proyek untuk persiapan rencana
               pembangunan yang waktu itu diberikan kepercayaan kepada P. Semet.


                     Pada 1 Mei 1950 – 30 Juni 1952, pengawas pelabuhan digantikan
               oleh  T.H  Cool  dengan  jabatannya  selaku Kepala Jawatan Pelabuhan
               yang sebelumnya hanya disebut  pengawas pelabuhan.  Kepala Jawatan

               Pelabuhan garis komandonya, dibawah Jawatan Pelabuhan, Departemen
               Perhubungan yang  berpusat  di Makassar,  Sulawesi  Selatan.  Pada masa
               kepemiminan  T.H  Cool,  pembangunan  dermaga  dilanjutkan,  perataan

               tanah  dan  penimbunan  rawa dilanjutkan  termasuk  pengukuran  teknis
               penggunaan dermaga. Berikutnya mulai direncanakan lagi pembangunan
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131