Page 130 - Toponim sulawesi.indd
P. 130
116 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
di Makassar. Untuk perhubungan udara, justru lebih maju dengan
menggunakan lapangan terbang yang dibuat masa pendudukan Jepang,
seperti misalnya untuk perhubungan Manado dan Batavia, dan Manado
dan Makassar dilayani 4x seminggu oleh Garuda Indonesia Airlines (GIA)
dan atau kapal militer. 13
Jalan-jalan darat yang menghubungkan Manado dan Bitung, dapat
dilalui melewati Airmadidi, terus desa Paslaten, Tumaluntung, Lembean,
Kaasar, Karegesan, Kaima, Treman, Kauditan, Tountalete, Kema, dan
ke Bitung. Jalan-jalan desa lain belum begitu baik untuk angkutan. Hal
ini berlangsung terus diselingi dengan pergolakan di daerah, peristiwa
Permesta 1957-1961.
14
Usai permesta, jalan-jalan darat mulai dibangun yang menghubungkan
Manado-Bitung sampai tahun 1970. Selanjutnya untuk komunikasi pelayaran
lewat udara, dibangun stasiun telekomunikasi pelayaran distrik navigasi wilayah
VII (Maritim Mobile Service) yang melayani point to point antarstasiun radio yang
terhubung dengan radio pantai penghubung Bitung (Mustafa, 1997: 30-31).
Perkembangan di tahun-tahun kemudian, 1970-1980-an, bahkan
sampai sekarang adalah pembangunan yang ditujukan kepada penambahan-
penambahan yang secara teknis masih dirasa kurang, seperti jaringan
13 Ibid. etzeq.
14 Gerakan Permesta adalah gerakan koreksi terhadap pemerintah pusat atas perimbangan
pembangunan terutama di bidang ekonomi yang hanya berpusat di Jawa. Sejak tahun 1920-
an ekspor utama paling bernilai adalah kopra. Pada tahun 1939 ekspor terbanyak 86% dari
Manado dibanding dari Sulawesi Selatan dan sekitarnya hanya 57 %. Hal ini menunjukkan
bahwa secara ekonomi Sulawesi Utara bergantung pada kopra yang merupakan sumber
penghasilan utama bagi 70% peduduknya (Kondisi tahun 1950-an). Permesta di
proklamirkan secara resmi di makassar, pada 2 Maret 1957. Daerah inti permesta adalah
Sulawesi dan yang terutama Minahasa, di ujung Utara pulau Sulawesi Utara. Lebih jauh
peristiwa pergolakan daerah atau Perang Semesta (Permesta) di daerah Sulawesi Utara
dan sekitarnya, lihat: Barbara Silars Harvey. 1989. Pemberontakan Setengah Hati. Jakarta:
Grafitipers (lebih khusus Bab II, hlm. 30-59); Phill M. Sulu. 2011. Permesta: dalam
Romantika, Kemelut dan Misteri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.