Page 131 - Toponim sulawesi.indd
P. 131
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 117
listrik yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik negara (PLN), jaringan pipa
air tawar, rehabilitasi rumah dinas, kantor, pagar, dsb. (mustafa, 1997: 32).
Begituun dengan panjang dermaga dari tahun ke tahun diperpanjang sesuai
dengan kebutuhan. Tahun 1954-1957 panjang dermaga beton ditambah
423 meter ditambah dengan penambahan gudang A dan B. Tahun 1974-
1978 penambahan dermaga beton sepanjang 150 meter. Tahun berikutnya
1978-1982 (102 meter); 1982-1983 penambahan dermaga lokal 60 meter.
Dapat dikatakan sampai kini, penambahan panjang dermaga untuk
pelabuhan samudera (internasional) dan penambahan pelabuhan lokal,
dermaga pelabuhan perikanan, perluasan penumpukan lapangan peti
kemas dan gudang-gundang serta terminal penumpang terus dilakukan.
Khusus terminal penumpang sejak tahun 1988 dilakukan penambahan luas
terminal 1.097 m2 yang peresmiannya dilakukan tahun 1990 (Pangemanan,
2012: 95-96). Apa yang telah dilakukan sebelumnya adalah peletak
dasar historis untuk melangkah dalam pembangunan pelabuhan Bitung
selanjutnya sebagai jawaban atas tantangan zaman yang berbeda.
Potensi Pelabuhan: Pelayaran, Perdagangan, Ekspor dan Import.
Pelabuhan Bitung merupakan salah satu pelabuhan yang diusahakan
oleh Pemerintah, yang dalam hal ini diusahakan oleh PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero). Pengusahaan pelabuhan ini sesuai dengan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 59/1991 bahwa pengelolaan pelabuhan
diwilayah Perusahaan Umum (Perum) IV yang dialihkan bentuknya dari
Perum menjadi Persero. Di Sulawesi Utara, ada banyak pelabuhan dalam
jangkauan wilayah PT Pelabuhan IV Persero yang pelabuhannya tidak
diusahakan pemerintah, yaitu Pelabuhan Amurang, Pelabuhan Labuan Uki,
Pelabuhan Belang, Pelabuhan Likupang, Pelabuhan Tahuna, Pelabuhan
Siau, Pelabuhan Tagulangdang, Pelabuhan Melonguane, Pelabuhan
Marore, pelabuhan Biaro, dan Pelabuhan Talaud.