Page 164 - Toponim sulawesi.indd
P. 164

150     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


                       Pada masa kolonial  orang-orang Borgo ini  memiliki status sosial

               dan kedudukan hukum yang lebih baik dari orang pribumi. Mereka tidak
               diwajibkan  untuk kerja  rodi  (herendienst)  kerja  bakti, kerja  desa  (kerja

               gemeente), dibebaskan  dari  pembayaran pajak  (belasting), hidupnya
               sebagaimana orang-orang Eropa lainnya, dan yang membedakannya adalah
               tugas utama mereka sebagai tentara sewaan, penjaga keamanan dari segala

               gangguan  terhadap  benteng dan  lingkungannya,  termasuk  warga kota.
               Pekerjaan lainnya, ada yang menjadi nelayan, tukang kayu, tukang sepatu,

               pandai emas, tukang kaleng, dan penjahit pakaian (Manoppo, 1983: 114).

                     Selain  hal-hal di  atas yang menjadi  keistimewaan orang Borgo di
               masa kolonial, beberapa aturan tercantum dalam Beslit 8 Februari 1818

               No. 21 yang antara lain: Seluruh bumiputera baik Kristen maupun Islam
               dan keturunan mereka,  bila telah mencapai umur 16  tahun  (selambat-
               lambatnya 3 bulan) harus mendaftarkan diri dalam dinas schuttery (pasukan

               penembak) dan  menjalankannya  atau  menjadi  pembantu  pemerintah
               Belanda.  Mereka  yang  bebas dinas  shuttery  adalah  mereka  yang  lemah
               dan mendapat bantuan hidup karena sakit-sakitan dan atau sebab lainnya.

               Apabila segala ketentuan dan aturan dilanggar, maka sangsi hukumannya
               adalah mereka wajib membayar 10-25 Gulden atau dengan tidak mendapat
               gaji selama 7 -12 tetapi tetap bekerja. Tidak hanya itu saja, sesuai dengan

               Ordonansi 8 Desember 1889 dalam Lembaran Negara No. 147, dijelaskan
               bahwa  status keborgoan mereka  dapat  dicabut  atau  dihapus  apabila

               mereka tinggal dan menetap diluar lingkungan kampung Borgo (benteng
               dan sekitarnya), maka statusnya dicabut, dan apabila ia kembali harus atas
               persetujuan wijkmeester (walikota; penguasa kota) yang berkuasa saat itu.


                     Bagi orang Eropa, kehadiran orang Borgo dijadikan  sebagai alat


                   tinggal di daerah jajahan. Kmudian penduduk pribumi yang telah bersumpah setia
                   sebagai pembantu penjaga keamanan atau menjadi pegawai Belanda. Lihat Manoppo
                   Watupongoh, 1976/77. “Struktur Bahasa Melayu Manado” (Hasil Penelitian). Manado:
                   Fakultas Sastra Unsrat. hlm 2-4.
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169