Page 196 - Toponim sulawesi.indd
P. 196

182     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               sebesar f 35.000, dan Distrik Sirenja sebesar f 30.000.  Keadaan ini yang
                                                                   21
               memicu perkembangan infrastruktur Kota Donggala di Masa Orde Lama.

                     Pergolakan Permesta di masa Orde Lama, membuat Kota Donggala
               juga dijadikan sebagai salah satu basis pertahanan Republik Indonesia di

               Sulawesi Tengah. Permesta mengklaim bahwa Permesta memiliki wilayah
               kekuasaan hingga di Sulawesi Tengah.  Wilayah Sulawesi Tengah termasuk

               Donggala  sebagai  kota adalah  kabupaten  keenam  menurut  perspektif
               Permesta yang berpusat di Kinilow Minahasa Sulawesi Utara.  Pada tanggal
                                                                       22
               2 Maret 1957 di Makassar diproklamirkan Permesta oleh Panglima TT-VII/

               Wirabuana  dan kemudian memilih  basisnya  di  Sulawesi  Utara,  dimana
               waktu itu  yang menjadi  Komandan  KDM-SUT  waktu itu  dipegang  oleh

               Letkol. Inf. D.J. Somba mendukung gagasan-gagasan pemerintahan otonom
               mutlak dan luas dari Sumual sebagai cikal bakal lahirnya Permesta.

                     Pernyataan Saleh Lahalide dikuatkan oleh M. Djalil, mantan seorang

               Mandor di Pelabuhan  Donggala  bahwa pada tahun  1958,  hari Jum’at
               pagi, Permesta mengebom Pelabuhan  Donggala  hingga meneggelamkan
               4 (empat) buah kapal, yakni 3 (tiga) buah di Donggala dan salah satunya

               berada di  Pelabuhan  PKKD  (Perusahaan Koperasi Kopra Donggala  di
               Tanjung Batu. Kapal tersebut antara lain KMP GIRIRAJA, KMP MORO, KMP

               Nubuli di Pelabuhan Donggala, dan  KMP Mutiara milik Perusahaan Jawatan
               Pelayaran di PKKD Tanjung Batu. Pesawat pembom tersebut dikemudikan
               oleh Lorens Alan Pope. Akibat dari adanya pemboman tersebut, masyarakat

               Donggala mengungsi ke Ganti. Kemudian pada harin itu juga, kira-kira pukul
               14.00 sebuah Kapal Rusia yang berangkat dari Surabaya tujuan Palu hendak
               merapat,  namun  karena situasi  yang kurang baik, maka kapal  tersebut

               kembali ke Surabaya. 23

               21  Haliadi-Sadi, Nasionalisasi  Koperasi di Sulawesi Tahun 1950-an: Ekonomi Menjadi (Tidak) Rasional,
                   Makalah disampaikan dalam: Workshop On The Economic Dekolonisasi Side Of Decolonisation oleh
                   Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM pada tanggal 18-19 Agustus  2004 di Yogyakarta.
               22  R.Z. Leirissa,    PRRI  Permesta  Strategi  Membangun  Indonesia  Tanpa  Komunis
                   (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1991/1997), hal. 110-111.
               23  Hasil Wawancara dengan Bapak M. Djalil pada tanggal 8 Agustus 2006.
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201