Page 197 - Toponim sulawesi.indd
P. 197
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 183
4.1.5.2 DONGGALA MASA ORDE BARU
Pada masa Orde Baru, Struktur ekonomi Kabupaten Donggala yang
turut berperan penting dalam pengembangan masyarakat Kota Donggala
sebagai Kota Pantai. Komoditas andalan sektor agrikultur Kabupaten
Donggala adalah Pertanian Padi Sawah dan Ladang, sementara sektor
manufaktur Kabupaten Donggala mengandalkan kayu sementara industri
masih berpusat di Palu yakni sebanyak 12 industri, sementara di Donggala
hanya empat industri saja. Sektor Jasa di Donggala yang signifikan adalah sub
sektor jasa pelabuhan seperti rumah makan dan buruh. Struktur Ekonomi
Kabupaten Donggala yang mempengaruhi wajah Kota Donggala pada tahun
1972. Pada awal tahun 1970-an Pelabuhan Donggala masih menjadi pemicu
utama ramainya Kota Donggala sebagai Kota Pantai di Indonsia. Menurut
sumber tahun 1972, barang komoditi dagang yang keluar dari Donggala
antara lain Kopra, hewan terutama Sapi Donggala, Kayu, Rotan, Minyak
Kelapa, dan Beras. Komoditi andalan Donggala pada saat ini adalah Kopra
dan Kayu dengan rincian pada tahun 1972 Kopra yang keluar selama satu
tahun dari januari hingga Desember berjumlah 13,967,615 ton dan kayu
sebanyak 10,550,960 kubik, lalu kemudian menyusul Rotan dan Damar
sebanyak 1,109,322 ton. Beras dan Minyak kelapa tidak terlalu signifikan
karena beras sebesar 717.415 ton dan Minyak Kelapa sebesar 345,389 ton
dan komoditi yang paling terbawah adalah Sapi Donggala hanya 281 ekor
pada tahun 1971. Aktifitas pengiriman dari daerah pedalaman Donggala
24
ke Kota Donggala dan aktifitas Pelabuhannya menunjukkan aktifitas
pelabuhan yang sangat dinamis.
Aktifitas pengiriman barang komoditas ke luar Donggala yang
menggunakan hubungan laut ke Bagian Selatan maupun ke bagian Utara
Selat Makassar pada tahun 1978 masih menunjukkan aktifitas yang
dinamik dan sudah mulai menurun karena pelabuhan sudah dipindahkan
24 Sulawesi Tengah Dalam AngkaTahun 1972, Palu: Kantor Sensus dan Statistik, 1972,
hal. 77.