Page 207 - Toponim sulawesi.indd
P. 207

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  193

                 tulisan ini banyak menginformasikan keberadaan Kota Poso sebagai salah

                 satu kota pantai di Teluk Tomini.

                       Selanjutnya dalam tulisan H. Von Rosenberg yang berjudul “Het Meer
                 van Poso op Midden Celebes,” pada tanggal 4 Juli 1883 disebutkan bahwa

                 ada 55 kampung di sepanjang sungai dan sekeliling Danau Poso. Kampung-
                 kampung tersebut  masing-masing: Dagoe-Dagoe,  Towonganni,  Saifosse,

                 Marari,  Pototroo, Raletindoe,  Kaloati,  Batoe Aboe, Tomassa, Aboeki,
                 Bangkowangi, Pamboela, Mondooe,  sora, Kajoekoe,  Hoewaloe, Nanassi,
                 Kabengia, Batoenoeetjoe, Rorassi,  Bilakowangi.  Kemudian,  kampung-

                 kampung di sekeliling danau  Poso antara lain  Tapira,  Dongara,  Tofale,
                 Tandoe  Baoe,  Peoera,  Limba’ata,  Roedina,  Lamoesa, Poe’oembottoe,

                 Tanjoeng  Batoe, Tino’oe,   Sipajole,  Mentjea, Sabadjane,  Tinboenga,
                 Badabantjea, Saloemoge, Oewini, Tamoengkleboe, Tanandaoefa, Balinggi,
                 Peladia, Atadoppi, Palende, pantagoedjoe, Poendengga, Pa’arinoea, Ejaki,

                 Maliogoe,  Moapi,  , Pabombaroe, Tamoeng  Koe Pebato, dan  Imboe.
                                                                                     34
                 Kampung-Kampung  ini  yang telah  mengembangkan Kota Poso  sebagai
                 salah satu kota di muara Sungai Poso. Kota Poso sebagai kota muara Sungai

                 Poso berarti di muara ini telah terjadi interaksi masyarakat yang menghuni
                 kampung-kampung  tersebut dengan para pendatang dari  luar  Poso
                 terutama orang-orang Bugis yang melakukan perdagangan di Teluk Tomini.


                       Hindia Belanda (HB) membagi daerah menjadi dua bagian utama
                 yakni daerah yang dikontrol langsung (Rechtsreeksbestuursgebied

                 atau  Governementslanden) dan daerah yang tidak langsung dikontrol
                 (Zelfbestuurslandschappen  atau  Vorstelanden). Daerah yang dikontrol
                 langsung dibagi lagi menjadi afdeelingen dan sub bagiannya onder afdeelingen.

                 Afdelingen dipimpin langsung oleh seorang Kontroleur Belanda tetapi yang
                 memerintah dipegang oleh seorang Bupati. Bupati adalah seorang penguasa
                 baru yang dibuat oleh Belanda untuk menggantikan konsep  Mokole dan



                 34   C.M. Kan dan N.W. Posthumus, 1883, Ibid., hlm. 154.
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212