Page 32 - Perjuangan Pondok Pesantren Lirboyo Dalam Peristiwa 10 November 1945
P. 32

Sebagai tanggapan dari Resolusi Jihad di atas, terutama kaum Santri dari perbagai pesantren dari banyak

        daerah bergerak untuk terlibat dalam aksi peperangan membela tanah air. Salah satu pesantren yang kala itu begitu
        terlibat  dan terjun  ke medan perang berjuang untuk  tanah  air menghadapi  musuh baik di  zaman penjajahan

        Belanda maupun Jepang adalah Pesantren Lirboyo Kediri, di samping pesantren lain seperti Pondok Pesantren
        Tebuireng,Pondok Pesantren Buntet Cirebon, dan lain-lain. Pengaruhnya untuk pondok sangatlah besar begitu

        pula dalam mempersiapkan para santrinya yang akan ikut serta dalam peperangan tersebut. Berbagai kesiapannya
        dilakukan dengan melatih dan membekali para santrinya dengan ilmu berupa doa-doa dan teknis-teknis dalam

        berperang (Dwiatmika, 2018:50).

               Tercatat nama-nama merereka yang dikirim antara lain: Syafi'i Sulaiman, Agus Jamaludin, Masyhari,
        Ridlwan,  Baidhowi,  dan  Damiri. Mereka  kesumanya  berasal  dari  Kediri.  Ada  lagi  Abu  Na'im  Mukhtar  dari

        Salatiga, Khudhari dari Nganjuk, Sujairi dari Singapura, Zainudin Blitar, Jawahir Jember, Agus Suyuti Rembang,

        dan masih banyak lagi santri lainnya. Sebelumnya, KH Mahrus Aly yang mengkoordinir pasukan santri dan laskar
        Hizbullah tersebut juga salah satu Kiai yang ikut menghadiri dan menyepakati tercetusnya Resolusi Jihad di

        gedung HBNU Bubutan Surabaya.
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37