Page 12 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 12
Akhirnya Aurel ikut bermain bersama anak-anak desa tersebut.
Perlahan ia mulai terbiasa dan berbaur bersama teman-teman
barunya. "Aurel, Hitung dengan lebih keras suaranya" Ujar Bayu
yang akan segera melompati tali. " Iya, siap. 0, 1. 2. 3. 4. 5 ...". Aurel
menghitung dengan suara yang keras sembari sesekali bercanda
dengan teman-teman barunya.
"Stop, kok menghitungnya dari Nol sih, harusnya kan dari satu"
Protes Bayu. "Oh maaf ya, kukira menghitungnya menggunakan
bilangan cacah" Ujar Aurel. "Tidak apa-apa Aurel, kamu sebelumnya
belum pernah bermian lompat tali ya? permainan ini dihitung
dengan bilangan Aslli" Ujar Dimas. "Iya, maaf ya. Aku memang
belum pernah bermain seperti ini, aku lebih sering bermain HP
dirumah" Ucap Aurel dengan wajah menyesal.
"Tiidak apa-apa Aurel, mulai sekarang selama disini kamu bisa
bermain sepuasnya bersama kami" Ujar Caca. "Iya, Ayo kita
lanjutkan lagi, maafkan aku ya Aurel" Ujar Bayu. "Iya. Terimakasi
banyak ya teman-teman. Mereka kemudian melanjutkan
permainannya. Perlahan-lahan Aurel menjadi sangat nyaman
dengan mereka.
8