Page 7 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 7
Desa yang ada dalam bayangan anak yang manja itu adalah
suatu tempat jauh yang banyak pepohonan, bala, becek, banjir, Satu
lagi yang paling ditakutkan Aurel, tidak ada sinyal. "Tenang saja, di
sana pemandangannya bagus loh, Nak. Kamu bisa berfoto ria" Ibu
mencoba membujuk Aurel. “Iya, di sana juga banyak teman-teman
baru. Pasti menyenangkan" ucap ayah. Nanti kita bisa berjalan-jalan.
Aurel sangat kesal atas
rencana ayah dan ibunya.
Setelah makan ia langsung
masuk ke kamar tidurnya.
"Kesal sekali kenapa ayah dan
ibu sangat ingin pergi ke desa"
Gumam Aurel. Karena kesal ia
memutuskan untuk segera
tidur.
Sebelum tidur Ia tidak lupa mematikan lampu kamarnya,
karena ia sudah terbiasa dengan pesan ibunya untuk selalu
berhemat energi dengan mematikan lapu sebelum tidur dan pada
siang hari apabila tidak diperlukan.
Keesokan harinya, ibu membangunkan Aurel. "Nak, ayo kita
berangkat. Kamu mandi dulu ya supaya segar" ucap Ibu sembari
mengusap rambut panjang gadis kecilnya itu. "Aku tidak
bersemangat bu" keluh Aurel sembari menutup wajahnya
menggunakan selimut kesayangannya. "Ya sudah kalau kamu mau
sendirian di rumah. Ibu tidak memaksa" ucap ibu sembari pergi
meninggalkan Aurel.
Mendengar hal itu, Aurel langsung bergegas ke kamar mandi.
"Daripada sendirian di rumah, nanti aku makan apa?" bisik Aurel
kepada dirinya sendiri. Sekalipun kekecewaannya masih tampak
tetapi ia pun bergegas ke kamar mandi.
3