Page 162 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 162
Pria bertudung itu menaiki sebuah peti kosong dan
berbicara kepada orang-orang untuk meminta
perhatian. Pria bertudung itu menaiki sebuah peti
kosong dan berbicara
kepada orang-orang untuk
meminta perhatian.
“Bagaimana jika kita
mengadakan kompetisi? Apa
yang kalian pilih? kompetisi
bernyanyi? Cerdas cermat?
Atau duduk di bawah terik
cahaya?
Aku Sang Magus yang selalu berlaku adil.” Pria itu
mengenalkan diri dan mengajukan pertanyaan bertubi-
tubi. Sang Magus tahu orang-orang di tempat itu
sangat membanggakan dirinya. Mereka menganggap
orang dengan warna kulit terang akan lebih unggul.
Mereka juga percaya kepada Sang Magus yang tidak
pernah ingkar. Mereka setuju dengan tantangan Sang
Magus dan memilih lomba bernyanyi.
Dengan modal suaranya
yang bagus, lomba bernyanyi
dimenangkan oleh Vivian.
Sekalipun menang, Vivian
hanya tersenyum. Vivian
memuji lawan berlombanya
yang tampak sedih. Orang-
orang lain di tempat itu tidak
menerima kekalahannya.
Mereka menuduh Vivian curang.
151