Page 102 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 102

102














              Presiden soeharto meninjau                          Program pendidikan dasar 9 tahun merupakan
              program pendidikan dasar 9 tahun                    prioritas pembangunan pendidikan masa orde
              (sumber: back tohir/setneg).                        baru (sumber: back tohir/setneg).




              juga terjadi pada pengajar di tingkat smP. total dana yang  Gerakan  nasional  orang  tua  asuh (Gn-ota). Program
              dikeluarkan  untuk program  ini  hingga akhir Pembangunan  tersebut  menawarkan  konsep dukungan  dan peran-serta
              Jangka Panjang (PJP) i mencapai hampir 6,5 triliun rupiah.  masyarakat untuk penuntasan Wajar sembilan tahun.
                 setelah  giat membangun  sarana pendidikan,  maka   Di tingkat pendidikan tinggi, diprogramkan beasiswa
              pada tanggal 2 mei 1984, di akhir Pelita iii pemerintah pun  bagi anak berprestasi dari keluarga miskin. Program
              mencanangkan Program  Wajib  belajar. Dalam  sambutan  yang disalurkan melalui yayasan  supersemar ini dikenal
              peresmian wajib belajar itu Presiden soeharto menyatakan  dengan nama “beasiswa  supersemar”. Program ini
              bahwa  adalah  kebijakan  pemerintah untuk memberikan  mulai dijalankan pada tahun 1984.  sampai tahun 1998,
              kesempatan  yang sama  dan adil  kepada  seluruh  anak  yayasan supersemar telah memberikan beasiswa kepada
              indonesia berusia 7–12 tahun untuk menikmati  pendidikan  mahasiswa program sarjana (s1) tidak kurang dari 254.889
              dasar.  upacara pencanangan rencana ini  dilakukan  secara  orang dan 581.839 orang siswa sekolah menengah
              besar-besaran di stadion utama senayan, Jakarta. Program  kejuruan (smK), sedangkan mahasiswa pascasarjana (s2
              wajib belajar mewajibkan setiap anak usia 7–12 tahun untuk  dan s3) tercatat 5.703 orang. sebanyak 9.038 orang atlet
              mendapatkan pendidikan dasar enam tahun.            berprestasi pun menerima beasiswa supersemar. yayasan
                 Program ini tidak sama dengan kebijakan wajib belajar di  supersemar yang didirikan oleh soeharto memposisikan
              negara lain, yang mempunyai unsur paksaan dan pemberian  diri sebagai mitra pemerintah dalam mengatasi masalah
              sanksi bagi siapa saja yang mengabaikan. Pemerintah orde  dana pendidikan bagi keluarga tidak mampu. Hal ini
              baru hanya mengimbau orang tua agar memasukkan anaknya  disebabkan pemerintah sendiri belum sanggup mengatasi
              yang sudah cukup  umur  ke sekolah.  negara  bertanggung  beban biaya pendidikan sepenuhnya.
              jawab terhadap penyediaan sarana dan prasarana pendidikan   Keberhasilan program wajib belajar enam tahun ditandai
              yang dibutuhkan, seperti  gedung  sekolah dan peralatan  dengan kenaikan angka partisipasi sekolah dasar (sD) sebesar
              sekolah, di samping tenaga guru dan kepala sekolah. meski  1,4 persen. angka partisipasi sD menjadi 89,91 persen pada
              program Wajib belajar (Wajar) sembilan tahun tidak diikuti  akhir Pelita  iV. Kenaikan angka partisipasi itu menambah
              oleh kebijakan pembebasan biaya pendidikan bagi anak-anak  kuat niat pemerintah untuk memperluas kelompok usia anak
              dari  keluarga  kurang  mampu, pemerintah  menyiasatinya  yang ikut program  wajib  belajar selanjutnya, menjadi  7–15
              melalui  program  beasiswa.  Kemudian  muncullah program  tahun, atau tamat sekolah menengah pertama.



              SOEHART O:1966-199 7



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   102                                                 8/21/14   1:14 PM
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107