Page 127 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 127

Terlentang!!
                                                                                     Djatuh! Perih! Kesal!
                                                                                         Ibu pertiwi
                                                                                      Engkau pegangan
                                                                                      Dalam perjalanan                     127
                                                                                    Djanji pusaka dan sakti
                                                                                   Tanah tumpah darahku
                                                                                     makmur dan sutji!!!
                                                                                     ...............................
                                                                                     ...............................
                                                                                     ...............................
                                                                                       Hantjur badan
                                                                                       Tetap berdjalan
                                                                                     Djiwa besar dan sutji
                                                                                Membawa aku, ....… padamu!!!



                 DI JERmAN BELAJAR REKAYASA PESAWAT DAN mENImBA         Kini, saat kembali ke aachen, Habibie tak lagi membawa
                 PENGALAmAN BERDEmOKRASI                             diri sendiri.  ada  ainun  yang selalu  di sampingnya.  untuk

                    Ketika datang ke  aachen  tahun 1955,  Habibie  menjadi  menanggung  biaya hidup  berdua,  sementara  bekerja di
                 satu-satunya mahasiswa  yang tidak  memperoleh  bantuan  institut  Kontruksi  ringan, Habibie bekerja di perusahaan
                 beasiswa.  biaya belajarnya  sepenuh-penuhnya  ditanggung  gerbong kereta api talbot. saat itu, talbot tengah mengikuti
                 ibundanya.  oleh karena  itulah ia harus menyelesaikan  tender gerbong perusahaan kereta api  Jerman  Deutsche
                 kuliahnya secepat mungkin. Di tahun kedua, Habibie ditunjuk  Bundesbahn. Habibie  diminta  menjadi  kepala  tim untuk
                 sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar indonesia (PPi) aachen. Di  membuat  prototipe gerbong kereta api.  ia lalu mengubah
                 bawah kepemimpinannya, PPi menyelenggarakan “seminar  konstruksi konvensional yang sudah dipakai puluhan tahun
                 Pembangunan”  yang mengundang  semua  mahasiswa  dengan teknologi konstruksi ringan, seperti pada pesawat. ide
                 indonesia yang tinggal di  eropa.  acara  ini  berlangsung  di  Habibie awalnya dipandang tidak biasa oleh anggota timnya
                 Hamburg,  Jerman  barat, pada  20–25  Juli  1959.  sayang,  yang usianya dua  kali  lipat darinya, tapi Habibie  dengan
                 Habibie tak hadir lantaran dua bulan sebelum seminar digelar  kemampuannya bisa meyakinkan tim itu dan akhirnya tender
                 ia dirawat intensif di rumah sakit di bonn karena menderita  itu dimenangkan tim Habibie.
                 tuberkulosis tulang. Di rs Klein Wasserthal Habibie pernah   usai menyelesaikan pendidikan doktor teknik tahun 1965,
                 koma selama 24 jam dan hampir saja penyakit itu merenggut  Habibie mendapat dua tawaran. Pertama, menjadi pengajar
                 nyawanya. Di saat kritis itulah ia membuat sumpahnya yang  di rWtH. Kedua, bekerja di perusahaan pesawat komersial
                 terkenal. sebuah janji tentang penyerahan segenap kekuatan  boeing.  setelah meminta  pertimbangan  dari  istrinya,  ia
                 diri di pangkuan ibu Pertiwi.                       menolak keduanya. “Dari kepentingan pribadi  mungkin
                    lulus  diploma  pada  1960,  Habibie  kemudian  bekerja  tawaran ini harus diterima namun dipandang dari kepentingan
                 sebagai asisten peneliti di institut Konstruksi ringan rWtH.  pembangunan bangsa, sebaiknya tawaran ini kami tolak dan
                 Pada awal 1962, Habibie cuti pulang ke indonesia. Di bandung,  berusaha bekerja di industri dirgantara untuk mendapatkan
                 ia bertemu dengan temannya  di sekolah  menengah,  Hasri  informasi dan pengalaman  berkarya  mengembangkan
                 ainun besari. Perkenalan singkat itu mengantarkan Habibie-  dan membuat  pesawat terbang  yang  memang  dibutuhkan
                 ainun menikah pada 12 mei 1962.                     untuk mempertahankan  dan membangun  benua  maritim
                                                                     indonesia,” kata Habibie.


                 b .j .habibie:1998-1999



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   127                                                 8/21/14   1:15 PM
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132