Page 197 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 197
197
Suasana kota Yogyakarta pada saat diduduki
Belanda. Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden M. Hatta ditawan oleh tentara
Belanda dibawa ke Maguwo 19 Desember
1948 (Sumber: ANTARA/IPPHOS).
Sukarno, kembali ke Jakarta; bukan ke rumahnya yang iring-iringan Sukarno tengah berkunjung ke Perguruan
lama, tetapi ke Istana Merdeka. Bukan pula dalam suasana Cikini di mana Mega bersekolah. Tiba-tiba iring-iringan
sembunyi-sembunyi seperti ketika pindah ke Yogyakarta, itu dilempari granat oleh orang tak dikenal. Saat itu Mega
tetapi di tengah-tengah kemeriahan dan kegembiraan menjadi panitia dan sedang menjaga sebuah stand. Sukarno
penduduk Jakarta yang melimpah ruah mengelu-elukan selamat, tetapi Mega melihat ceceran darah dari korban
kedatangan Presiden yang telah lama dirindukan. Maka yang terluka. Pemandangan yang tak pernah bisa terhapus
sejarah pun mencatat Bung Karno hanya kurang dari setahun dari kenangannya.
menjadi Presiden RIS, pada tanggal 17 Agustus 1950 ia Dan tentu saja yang paling memilukan adalah saat
kembali menjadi Presiden RI. Megawati merasakan kesedihan yang menyayat saat
Kehidupan dalam suasana serba ketidakpastian menemukan ayahandanya, si pendiri Republik ini, dicabut
dalam pergolakan Revolusi telah terhenti. Kini meskipun secara paksa dari kursi kepresidenan pada tahun 60-an
pergolakan politik dari negara yang baru mendapat akhir dan disekap dalam sebuah wisma hingga wafat dalam
pengakuan dunia internasional semakin menaik juga, kesunyian yang menerbitkan pilu.
kehidupan kekeluragaan Presiden telah tenang. Dalam Barangkali karena kesulitan-kesulitan dalam sirkuit
suasana ketenangan hidup kekelurgaan inilah Megawati, politik yang keras itulah makanya Sukarno sendiri tak
putri kedua, menyambut kedatangan adik-adiknya. ingin melihat anak-anaknya tampil dalam politik praktis.
Berturut-turut pada tahun 1950, 1951, dan 1953 ketiga adik Oleh karena itu Sukarno pada suatu kala menerbitkan doa
Megawati lahir. Mereka adalah Rachmawati, Sukmawati, untuk Guntur, “Apa pun jadinya kelak, terserah kepada
dan Guruh. Megawati tinggal di istana hingga tahun 1953. hari depannya. Cuma satu doaku untuknya, semoga ia
Ketika ibunya memutuskan keluar dari Istana Merdeka ia tidak terpilih menjadi presiden. Kehidupan itu sungguh
bersama saudara-saudaranya mengikuti sang ibu. Sebuah terlalu berat.”
pergolakan batin mengharukan yang dirasakan Megawati dan Doa Sukarno itu terkabul. Putranya memang tidak
saudara-saudaranya mengikuti irama cepat yang bergolak. menjadi presiden. Namun, tidak kepada putri keduanya.
Ia masih seorang remaja belasan tahun ketika harus Empat puluh delapan tahun setelah Mega meninggalkan
mengalami betapa pertentangan politik bisa juga Medan Merdeka Utara, ia kembali. Megawati Soekarnoputri
menghasilkan kebencian yang mematikan. Suatu hari, menjadi Presiden ke-5 Republik Indonesia.
mega w a tI SO e K a RNOPU t RI:2001-2004
Presiden RI FINAL REVISI 20082014 CETAK_130%_03_RevSBY_M5.indd 197 10/22/14 9:34 AM