Page 200 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 200

200




                                                                     “Suka atau tidak, bangsa kita memang membutuhkan
                                                                     seorang  pemimpin.  Bukan  pimpinan. Sebab,  berbeda
                                                                     makna antara pemimpin dan pimpinan”



              Kongres luar biasa PDi tanggal
              1 Desember 1993 di surabaya
              (sumber: antara).





                 akhirnya ketenangan politik terjadi juga. Pemerintah  Presiden  soeharto mencetuskan idee “asas tunggal”—
              adalah  pemegang  kekuasaan  yang  teramat kuasa.  semua organisasi massa harus berdasarkan Pancasila—
              sementara massa dibiarkan—atau bahkan diharuskan—   tahun ini adalah saat orde baru memperlihatkan kekuasaan
              mengambang.  Floating mass adalah keharusan politik  yang teramat dominan, tetapi di tahun itu pula megawati
              dan sekaligus realitas yang harus terpelihara, tetapi di  memperlihatkan wajahnya yang lain. atas saran dan nasihat
              saat dominasi negara semakin menyeluruh ini  megawati  Taufiq  Kiemas,  suaminya,  Megawati,  dan  juga  Guruh,
              dengan segala  ketenangan  dan tanpa huru hara tampil  menerima bujukan Ketua umum PDi soerjadi untuk terlibat
              kembali.  ia yang berpembawaan tenang dan “tidak  aktif di PDi. nama mega dan Guruh jaminan untuk menjadi
              gaduh” ini kembali memperdengarkan suaranya. Ketika  vote getter di Pemilihan  umum 1987. Pada Pemilu 1982
              bersuara berbeda adalah tindakan yang sangat dihindari,  PDi hanya mendapat 24 kursi di DPr, tetapi pada Pemilu
              sang ibu rumah tangga ini bahkan mengambil sikap  1987 kursi PDi bertambah menjadi 40, meskipun PDi,
              yang sebaliknya. Dia hadir menjadi ibu bagi bangsa yang  sebagaimana halnya dengan pemilu yang sudah-sudah,
              menaungi seluruh rakyatnya.                         tetap berada di urutan ketiga, di bawah Golkar dan PPP.
                 Didorong oleh suaminya, tastafvian Kiemas,  atau lebih   Pilihan memasuki  gelanggang politik  dari  pintu  PDi
              dikenal  dengan  Taufiq  Kiemas,  Megawati  akhirnya  keluar  mengantarkan  Megawati  dan  Taufiq  Kiemas  ke  Senayan.
              dari nota kesepakatan keluarga yang  dibuat  pada  1982.  mereka terpilih sebagai anggota DPr untuk periode 1988–
              nota yang berisi konsensus  anak-anak  sukarno  ini ialah  1993.  megawati bukanlah  ikon  dalam  ruang.  ia tetap saja
              menjauhkan  diri dari  keberpihakan  pada  kekuatan  politik  bagian dari kehidupan masyarakat kecil di luar gedung sidang.
              yang  dibolehkan  tampil.  mereka  bersepakat  berdiri  di  sebagaimana  kata  Kwik  Kian  Gie,  megawati  tidak  terlalu
              atas semua  golongan.  Guntur  soekarnoputra,  megawati  menonjol dalam ruang  sidang  DPr,  tetapi  kehadirannya
              soekarnoputri,  rachmawati  soekarnoputri,  sukmawati  tidak ubahnya kekuatan gravitasi yang memancarkan energi
              soekarnoputri, Guruh soekarnoputra, serta bayu dan taufan  tarikan kuat  saat PDi mengerahkan massa. suaranya  yang
              yang merupakan  putra  sukarno  dari  Hartini adalah  para  lembut,  sorot  matanya yang tajam,  dan  nama  sukarno
              penandatangan konsensus keluarga ini.               yang  menempel  padanya berhasil menggugah  massa dan
                 Kini, kalau lembaran-lembaran sejarah boleh dibuka  kembali mengantarkannya maju di Pemilu 1992. Figur mega
              lagi, tampaklah bahwa tahun 1987 bukan saja tahun ketika  dan keberhasilan PDi membangun citra sebagai partai wong



              mega w a tI SO e K a RNOPU t RI:2001-2004



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   200                                                 8/21/14   1:17 PM
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205