Page 204 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 204

204
                                                      Pidato kemenangan Megawati Soekarnoputri
                                                      di DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung,
                                                      Jakarta, Kamis tanggal 29 Juli 1999
                                                      (Sumber:Pusat Informasi Kompas).
















               Ketika peristiwa pagi yang berdarah itu terjadi, Megawati  massanya di depan rumahnya. Di depan 2.000 orang, Mega
            tengah  berada  di  rumahnya.  Ia  mendapat  telepon  dari  menyatakan “golput” di Pemilu 1997. Golput atau Golongan
            kantor DPP bahwa terjadi penyerbuan, namun oleh orang-  Putih adalah  pernyataan politik menolak  pagelaran  Pemilu
            orang di sekitarnya memintanya tidak ke lokasi. Megawati  dengan jalan damai, yakni tak menggunakan haknya untuk
            hanya bisa menangis melihat banyaknya korban yang jatuh  memilih. Inilah pidato “golput” Megawati yang terkenal itu:
            untuk sebuah cita-cita politik perubahan  yang  besar untuk   “Saya selaku  pribadi  warga  negara  dan anggota DPR/
            Indonesia. Menurut  Komisi Nasional Hak  Asasi Manusia  MPR RI maupun seseorang yang terkait erat dengan nama
            (Komnas HAM), dalam peristiwa 27 Juli 5 orang tewas, 149  tokoh bangsa, yaitu proklamator bangsa Indonesia, dengan
            luka-luka, dan 23 hilang.                           prihatin yang sangat dalam,  saya menyatakan  pada  hari
               Setelah  kejadian  kantor DPP  PDI itu pendukung  Mega  ini, hak politik saya sebagai  warga  negara  tidak  akan saya
            pindah dari Jalan Diponegoro No. 58 ke kediaman Mega di Jalan  gunakan dalam pemilu tanggal 29 Mei 1997.
            Kebagusan IV No. 45 Jakarta Selatan. Kemudian pindah lagi ke   Karenanya, saya akan tetap memegang dan menyimpan
            Jalan Lenteng Agung No. 99 Jakarta Selatan. Setelah peristiwa  kartu kuning yang saya miliki dengan baik sebagai kesaksian
            tersebut, Megawati memangkas rambut panjangnya dan tidak  kondisi  demokrasi kita saat ini.  Keputusan  ini  saya  ambil
            pernah memanjangkannya lagi. Perubahan sudah dekat.  setelah terjadinya peniadaan secara pihak untuk saya sebagai
               Benar saja, peristiwa 27 Juli menjadi isu nasional. Lebih-  warga negara dan Ketua Umum DPP PDI 1993-1998 yang sah
            lebih kejadiannya hanya setahun sebelum Pemilu 1997 digelar  dan konstitusional.
            kembali.  Oleh para  pendukungnya  Megawati  yang  makin   Saya mengajak warga banteng untuk selalu berpegang
            kokoh sebagai ikon perlawanan dan perubahan tetap diminta  pada hati nurani saat saudara menggunakan hak politik
            menjadi memimpin mereka. Pemimpin untuk mereka yang  dalam pemilu kali ini. Apalah gunanya kemenangan jika nilai
            kemerdekaan berpendapatnya disumbat.                kejujuran, ketulusan, rasa aman, ketenangan, dan cahaya
               PDI pun resmi pecah menjadi dua, pro-Soerjadi dan pro-  harapan rakyat tidak lagi bersinar seperti benderang matahari
            Megawati. Dalam Pemilu 1997, PDI pro-Megawati tentu saja  pagi di atas cakrawala negeri ini.
            tidak  diakui  pemerintah  sehingga tidak  berhak  mengikuti   Jadilah warga bangsa yang merdeka lahir dan batin, yang jiwa
            pemilu.  Menanggapi  keputusan  tersebut,  maka  pada  raganya selalu dihangatnyalakan api kemanusiaan, keadilan,
            tanggal 22 Mei 1997, Mega mengadakan pertemuan dengan  dan peradaban budi luhur sebagai insan beriman. Tanamkan



            mega w a tI SO e K a RNOPU t RI:2001-2004



   Presiden RI FINAL REVISI 20082014 CETAK_130%_03_RevSBY_M5.indd   204                                               10/22/14   9:29 AM
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209