Page 156 - Kompendium Katekismus Gereja Katolik
P. 156
152 Bagian Tiga: Hidup dalam Kristus
– Takhayul yang merupakan penyimpangan dari penyembahan yang
layak diberikan hanya kepada Allah yang benar dan terungkap dalam
bermacam-macam bentuk pengilahian, magi, sihir, dan spiritisme.
– Penodaan agama yang tampak dalam mencobai Allah dalam kata atau
tindakan, dalam sakrilegi, yang mencemarkan orang-orang kudus
atau barang-barang suci, terutama Ekaristi, dan dosa simoni yang
menyangkut jual beli barang-barang rohani.
– Ateisme yang menyangkal eksistensi Allah, sering berdasar pada konsep
yang salah tentang otonomi manusia.
– Agnostisisme yang menekankan bahwa tak ada sesuatu pun yang dapat
dikenal tentang Allah, termasuk di sini ketidakpedulian (indiferentis-
me) dan ateisme praktis.
446. Apakah perintah Allah, ”jangan membuat bagimu patung yang menyeru-
pai apa pun” (Kel 20:4), melarang penghormatan pada gambar?
2129-2132 Dalam Perjanjian Lama, perintah ini melarang secara mutlak setiap represen-
2141 tasi Allah yang transenden. Tetapi, penghormatan Kristen akan gambar-gambar suci
dibenarkan oleh fakta penjelmaan Putra Allah (sebagaimana dijelaskan oleh Konsili
Nicea II, tahun 787 M) karena penghormatan itu didasarkan pada misteri Putra
Allah yang menjadi manusia, yang dalam Dia, Allah Transenden menjadi tampak.
Itu bukan berarti penyembahan gambar, tetapi terlebih penghormatan seseorang
yang direpresentasikan di dalamnya, misalnya, Kristus, Perawan Maria, para ma-
laikat, dan para santo-santa.
PERINTAH KEDUA:
JANGAN MENYEBUT NAMA TUHAN ALLAHMU
DENGAN SEMBARANGAN
447. Bagaimana seseorang dapat menghormati kekudusan Nama Allah?
2142-2149 Seseorang menunjukkan hormat kepada Nama Allah yang Kudus dengan
2160-2162 memberkati, memuji, dan memuliakan Nama-Nya. Karena itu, dilarang menyebut
Nama Allah untuk membenarkan suatu kejahatan. Juga merupakan tindakan
yang salah memakai Nama-Nya yang Kudus dengan cara yang tidak selayaknya,