Page 143 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 143
yang dianut oleh suku-suku bangsa di Sepintas lalu keragaman etnis Papua Bahkan sebuah kebudayaan baru— dinamika kebudayaan dari salah satu
Papua. Generalisasi ini tidak pula lebih seperti gambaran dari keragaman bukan milik siapa-siapa, tetapi pulau terbesar dunia yang kebetulan
daripada pengelompokan hal-hal yang bhinneka—dari kesatuan-kesatuan dirasakan sebagai milik bersama— adalah pula termuda dalam dinamika
dianggap saling berdekatan dalam etnis di kepulauan Nusantara secara semakin menampilkan dirinya. arus sejarah kebudayaan bangsa-
suatu sistem. Suku-suku bangsa di keseluruhan. Hanya saja kebhinnekaan bangsa yang sadar akan makna
pulau Papua ini bukan saja mempunyai Nusantara didukung oleh dua hal yang Karena itu bisalah pula dikatakan bahwa terdalam dari semboyan bhinneka
bahasa yang berbeda-beda tetapi juga penting—keragaman sejarah dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang tunggal ika.
sistem kemasyarakatan yang tidak pula kesatuan-kesatuan etnis yang sejak semula hanyalah renungan filosofis
sama. Bahkan dalam perkembangan masa awal pertumbuhan peradaban dari Mpu Tantular di masa kejayaan Prof. Dr. Taufik Abdullah
zaman—sejak unsur-unsur luar— telah didukung oleh hasrat saling Majapahit tetapi dalam arus gejolak
lewat pengaruh kebudayaan, mengenal dan keragaman bahasa sejarah telah semakin menampilkan
karena penetrasi dari administrasi yang akhirnya memupuk tumbuh dan diri sebagai realitas dari dinamika
pemerintahan yang diperkenalkan berkembangnya bahasa baru yang jadi peradaban bangsa. Maka siapakah
oleh sistem kekuasaan dari wilayah milik bersama. yang tidak terpukau akan keindahan
lain telah memasuki kebudayaan dan kesemarakan pembukaan Asian
suku-suku yang mula-mula terasing itu Begitulah bisa dikatakan bahwa Games (Agustus, 2018) di Jakarta?
maka keragaman dalam corak interaksi seketika dinamika kesejarahan dari Siapakah yang tidak kagum melihat
budaya pun semakin terjadi juga. kepulauan Indonesia ini sejak zaman betapa keindahan dari keragaman
Karena itu mestikah diherankan kalau purbakala sampai masa kini telah corak kesenian yang terwujud
dalam perkembangan kebudayaan dikaji—meskipun hanya selintas kilas dalam kesatuan rasa hayat kultural
selanjutnya, ketika keragaman saja—maka kesan pertama yang tidak kebangsaan? Keragaman pakaian dan
pengalaman sejarah telah pula dialami, terelakkan ialah betapa semuanya tarian yang serba tradisional tetapi
perbedaan dalam irama sejarah dari bermula dari kemajemukan kultural diselang-seling oleh nyanyian yang
suku-suku bangsa itu tidak selamanya dan rasa keasingan.Tetapi dalam melantunkan suasana ke-Indonesia-
bisa terhindarkan. Ketika pengaruh dari perjalanan sejarah tampak pula betapa an yang membayangkan betapa suatu
kebudayaan luar telah ikut menentukan rasa keasingan itu semakin mengendor, bangsa yang modern sadar akan makna
alur sejarah maka bisalah dipahami sedangkan kemajemukan kultural keharmonisan dari keragaman budaya
pula kalau sikap politik—jangankan semakin diwarnai oleh rasa saling bangsa yang diwarisi.
tingkat rasa—hayat kebangsaan akan mengerti dan saling memahami. Karena
mengalami perubahan pula itu bisalah dipahami juga bahwa Begitulah lembaran-lembaran
meskipun perbedaan kultural berlanjut selanjutnya dari buku ini akan
Selintas Kilas Refleksi tetapi proses saling penetrasi pengaruh membawa pembaca pada pengenalan
Historis budaya masing-masing terjadi juga. yang lebih mendalam atas struktur dan
1
1
12626 PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 12727
P
P