Page 139 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 139
maka bisalah pula dikatakan bahwa bayangkanlah kekayaan kultural bangsa apalagi dengan etnis Jawa? Ketika man sampai pada kecenderungan
pengetahuan sosial-kultural tentang yang terpelihara. Rekaman itu tidak pertanyaan ini telah dikemukakan aristokratis dengan “raja” sebagai
dunia ke-Papua-an yang serba terpencil saja bisa dinikmati sebagai bunyi- maka jawab yang tidak terelakkan ialah pusat. Meskipun Mansoben menolak
itu adalah suatu keharusan akademis bunyian yang bermakna tetapi juga “beragam-ragam” bahkan juga “saling pemahaman Sahlin tentang realitas
juga. Karena itulah perekaman dari dipelajari—baik sebagai contoh dari berbeda-beda”. Karena itu bisalah etnologis dari beberapa suku-bangsa
bahasa-bahasa yang telah terancam sistem kebahasaan, maupun sebagai dipahami juga kalau kebudayaan Melanesia, ia setuju juga dengan prinsip
itu harus segera dimulai. Sekali bahasa pola pemikiran dari kebudayaan yang Papua (Barat) sebagai keseluruhan kategorisasi dalam usaha menerangkan
itu telah hilang, berarti bahasa itu akan telah mengalami proses kepunahan. ingin dipahami maka cara yang terbaik keragaman dari sistem kepemimpinan
hilang selama-lamannya. Maka yang Rekaman itu bahkan bisa juga ialah dengan membentuk tipe-tipe suku-suku bangsa di Papua.
tinggal mungkin hanya pengetahuan dibanggakan sebagai kekayaan dari yang mungkin saling berlainan tetapi
bahwa “pernah di suatu zaman orang warisan budaya. kemudian dipilah-pilah berdasarkan Begitulah, sistem kepemimpinan yang
yang tinggal di daerah ini berbicara tipologi yang saling berkaitan. Dengan pertama yang terdapat di kalangan
dalam bahasa nenek moyang mereka”. Kalau masalah pola kebahasaan cara ini maka sistem kepemimpinan dari kesatuan-kesatuan etnis di Papua
Tetapi jika seandainya perekaman dari dari suku-suku yang terasing itu dua–tiga ratus suku-bangsa di Papua itu boleh dinamakan sebagai sebuah
bahasa-bahasa yang telah terancam ternyata sedemikian kompleks bisa dikelompokkan atas beberapa tipe. sistem tentang “kepemimpinan
kepunahan itu sempat dilakukan dan maka bagaimanakah dengan sistem Begitulah, bertolak dari model tipologi pria berwibawa”. Sumber wibawa
kemudian disimpan serta dipelihara kepemimpinan dari suku-suku bangsa yang diperkenalkan oleh M. D. Sahlin dari sistem kepemimpinan big
dengan baik maka rekaman itu akan di pulau Papua ini? Siapapun yang dalam bukunya yang berjudul Poor Man, man ini ialah kemampuan pribadi
menjadi dokumen akademis yang sempat mempelajari sejarah Jawa Rich Man, Big Man, Chief (1963), J. R. seorang laki-laki, yang diwujudkan
berharga. Memang tidak ada salahnya atau Minangkabau, misalnya, tentu Mansoben, guru-besar dari Universitas entah karena kemampuannya
kalau dicatat dan bahkan ditekankan mengetahui juga betapa sistem Cendrawasih dan antropolog terkemuka untuk memupuk kekayaan, entah
juga bahwa Papua bukanlah pula kepemimpinan—dalam arti formal, asal Papua, memperkenalkan empat disebabkan oleh keterampilannya
satu-satunya wilayah yang mempunyai yaitu yang berkaitan dengan sistem sistem kepemimpinan yang dianut dalam medan perang, atau mungkin
sekian banyak bahasa yang telah kekuasaan—ikut menentukan arah oleh kesatuan-kesatuan etnis di juga karena tubuhnya yang besar
terancam kepunahan. Beberapa bahasa dan bahkan juga corak dinamika dari Papua. Bertolak dari pengamatan dan tegap. Bahkan sumber wibawa
di kepulauan Maluku sebelah Timur perjalanan sejarah suku-suku bangsa Sahlin tentang sistem kepemimpinan itu mungkin juga disebabkan karena
juga telah mengalami proses ke arah tersebut. Tetapi bagaimanakah dengan masyarakat di kepulauan Oseania, sifatnya yang dermawan. Atau
kepunahan. Seandainya perekaman suku-suku bangsa di Papua yang Mansoben juga melihat bahwa sistem bahkan karena hal lainnya yang
yang sistematis dan dilakukan sesuai umumnya kecil-kecil bahkan sebagian kepemimpinan masyarakat–masyarakat dikagumi masyarakatnya. Pokoknya
dengan ketentuan akademis dan yang cukup besar dari suku-suku adat di Papua boleh dikatakan sebagai wibawa itu berkaitan dengan hal-
kemudian disimpan dalam museum bangsa itu boleh dikatakan teramat sebuah sistem yang bersifat suatu hal tentang diri seseorang yang
bahasa di beberapa pusat penelitian kecil kalau dibandingkan dengan, continuum—sambung-bersambung— bisa menimbulkan rasa kagum dan
kebahasaan di tanah air, maka umpamanya, etnis Minangkabau, dari yang bertolak pada prinsip big segan dari masyarakat lokalnya. Jadi
1
1 P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 12323
12222