Page 211 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 211
dan Papua, sedangkan Burhanuddin daerah yang disinggahinya jauh
Ombaier (Raja Namatota; Wakil Bupati sebelum kehadiran pemerintah kolonial
Kabupaten Kaimana periode 2010- Belanda di Papua. Orang Biak-Numfor
2015) mempunyai darah Papua dan dikenal sebagai pelaut-pelaut ulung
Gorom. Akibatnya, menjadi problematik yang sering bepergian, sehingga
ketika memaknai orang Papua hanya mereka hidup menyebar di daerah-
yang berambut keriting dan berkulit daerah sepanjang pantai utara Papua
hitam. Penduduk yang tinggal di mulai dari Sungai Mamberamo hingga
daerah Kaimana, secara kebudayaan Kepulauan Raja Ampat (Mansoben,
dalam hal ini ekonomi dan politik 1995). Suku Arfak adalah penduduk
memiliki kedekatan dengan pusat- asli daerah Manokwari . Suku Arfak
pusat kekuasaan ekonomi dan politik mendiami daerah sekitar Pegunungan
dari pulau-pulau di sebelah baratnya, Arfak, baik di lereng-lereng maupun
terutama di Seram dan Tidore. lembah-lembah gunung dan juga
Sedangkan identitas kebudayaan baik sebagian dari mereka mendiami
etnisitas maupun agama dari penduduk daerah di sepanjang pesisir pantai Kampung Seram di Kaimana
Kaimana juga memiliki afiliasi yang kuat timur maupun utara Manokwari. Suku- Sumber: Desi Usmany
ke wilayah Seram dan Tidore. suku yang mendiami pegunungan di
Manokwari secara umum disebut Suku wilayah sebelah timur pegunungan hampir tidak pernah meninggalkan
Penduduk Papua lainnya yang hidup Arfak. Sesungguhnya Suku Arfak terdiri Arfak dan di daerah selatan Manokwari. lembah pegunungan Kebar. Mereka
pada zona ekologi pantai adalah dari empat suku bangsa yang masing- Suku Sough (Manikion) mendiami menanam ubi, sayuran, dan tembakau
Suku Numfor, Suku Arfak, Suku masing memiliki bahasa yang sangat wilayah selatan pegunungan Arfak dan dalam jumlah yang besar. Selain
Amberbaken, dan Suku Kebar yang berbeda, tetapi kebudayaan mereka di daerah pegunungan Lina (Anggi) penduduk asli Papua, di daerah
mendiami wilayah Manokwari. Suku hampir sama. Adapun keempat suku (Koentjaraningrat, 1994). Penduduk Manokwari juga ada penduduk yang
Numfor adalah suku pendatang yang bangsa dimaksud adalah Suku Meyakh, asli Manokwari lainnya adalah Suku berasal dari luar Papua. Kehadiran
berasal dari Numfor yang mendiami Hatam, Moile, dan Sough (Manikion). Amberbaken, yang mendiami daerah kaum pendatang ke wilayah itu
daerah sekitar Teluk Doreh dan pantai Suku Meyakh mendiami wilayah Amberbaken. Pada umumnya Suku bertalian dengan penggabungan
Amberbaken. Kehadiran Suku Numfor sebelah utara pegunungan Arfak dan Amberbaken tinggal di pedalaman dan wilayah Papua dalam jaringan
di Teluk Doreh bertalian dengan di sepanjang pantai utara Manokwari. di lereng-lereng pegunungan di pinggir Koninklijke Paketvaart Maatschapij
ekspedisi-ekspedisi perdagangan Suku Hatam mendiami wilayah sebelah pantai. Penduduk asli lainnya yang (KPM) sejak 1891. Sejak saat itu, daerah
dan peperangan yang dilakukan oleh timur pegunungan Arfak dan sebagian mendiami wilayah Manokwari adalah Manokwari sering dikunjungi para
orang-orang Biak-Numfor, sehingga menetap di sekitar wilayah Teluk Doreh Suku Kebar, yang mendiami lembah pedagang Makassar, Bugis, Ambon,
mereka hidup menetap di daerah- hingga selatan. Suku Moile mendiami Kebar. Sebagai petani, Suku Kebar Seram, dan Cina yang menuju Teluk
19
19
1944 PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 1955
P