Page 216 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 216
hidup pada zona ekologi pantai, sesuai dengan keterampilan dan juga Agama Kristen Protestan, Islam, Katolik, lebih dahulu mendiami Serui sering
muara sungai, dan kepulauan adalah lingkungan tempat tinggalnya. Adapun Agama Budha Hindu, dan Buddha. kali terjadi. Pada umumnya warna
penduduk yang bermukim di Kepulauan sistem mata pencarian tradisional Perbedaan suku dan perbedaan agama kulit penduduk di Kepulauan Yapen
Yapen. Kata Yapen berasal dari bahasa penduduk di wilayah itu dapat yang dianut suku Yapen membuktikan bervariasi dari hitam-coklat sampai
Biak yaitu dari kata yapan yang artinya dikategorikan sebagai berikut: meramu, bahwa penduduk wilayah itu sangat coklat-kuning. Demikian juga rambut
‘keladi atau talas’. Dengan demikian berburu, beternak, menangkap ikan, pluralistik. Namun demikian, sebagai penduduk di wilayah itu bervariasi dari
Pulau Yapen dapat bermakna Pulau dan bercocok tanam. Namun, saat ini masyarakat pluralistic, penduduk yang berambut keriting, ikal bahkan
Keladi. Pemberian nama pulau sistem mata pencarian penduduk di Kepulauan Yapen saling menghargai yang berambut lurus. Para wanita
itu diperkirakan ketika orang Biak wilayah itu sudah banyak ragamnya dan menghormati satu sama lain Kepulauan Yapen umumnya tidak
menginjakkan kakinya di pulau itu, mulai dari sistem mata pencarian antarsuku yang berbeda dan antarumat begitu pendek dan banyak di antaranya
terkesan oleh hamparan tanaman tradisional, pedagang eceran hingga agama yang berbeda. Kehidupan yang cantik. Apalagi keturunan dari
keladi di tempat itu. Dilihat dari sudut pedagang grosir, pengusaha, pegawai kerukunan antarumat beragama tidak hasil perkawinan campur antara
geografis, Pulau Yapen terletak di swasta, hingga pegawai negeri. dilandasi kepada kelompok yang penduduk asli dengan pendatang.
sebelah utara Teluk Cenderawasih dan umatnya banyak (mayoritas) atau sedikit Misalnya keturunan dari hasil
dikelilingi laut yang membentuk selat Masyarakat adat yang bermukim di (minoritas), tetapi dilandasi toleransi perkawinan campur antara orang Cina
di utara yaitu Selat Sorenarwa dan Kepulauan Yapen terdiri dari tujuh hidup antarumat beragama: baik dan penduduk asli melahirkan wanita
di bagian selatan yaitu Selat Saireri. suku yaitu Suku Yawa Unat, Suku Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, cantik yang dikenal dengan sebutan
Pada bagian utara dan timur juga pada Busami, Suku Arui Sai, Suku Ampari, maupun Buddha yang didasarkan atas perancis (Peranakan Cina Serui).
bagian utara serta selatan, Pulau Yapen Suku Berbai, Suku WOA (Wondei, kasih. Peranakan Cina Serui berkulit terang
dibentengi oleh beberapa pulau besar Wandau, Wonawa) dan Suku Pomawo. (eksotis) dan berambut ikal bahkan
seperti Kurudu-Kaipuri, Mionanum, Selain masyarakat adat Yapen, ada Letaknya yang di pesisir menyebabkan lurus. Serui sebagai ibukota Kabupaten
Pulau-Pulau Padaido, dan Pulau Nau. Di juga masyarakat adat Waropen, Serui sebagai ibukota Kabupaten Kepulauan Yapen dijuluki juga sebagai
Pulau Yapen ada beberapa suku yang masyarakat adat Papua lainnya yaitu Kepulauan Yapen relatif terbuka dan ‘kota kembang’ karena di Kota Serui itu
tersebar di situ yaitu Suku Serui Darat seperti Paniai, Biak, dan Sorong yang mudah untuk didatangi. Para pendatang terdapat banyak gadis cantik peranakan
yang terkenal dengan nama Onate, berdiam di Serui akibat perkawinan dari luar Papua mendatangi Serui untuk Cina-Serui. Kawin campur yang sudah
Suku Ambai, suku Arui, suku Ansus dan pertalian darah, serta masyarakat keperluan transaksi perdagangan. Para sejak dahulu dilakukan menyebabkan
dan suku-suku lainnya dalam sebaran adat nusantara seperti Makassar, Bugis, pendatang tidak hanya melakukan tipikal orang Serui berbeda dengan
populasi yang kecil (Sukirman, dkk., Toraja, Toraja, Maluku, Sumatera dan kegiatan perdagangan, tetapi juga orang Papua umumnya yang berkulit
1999). Jawa, dan juga dari luar Indonesia melakukan pergaulan sosial, sehingga hitam dan berambut keriting. Akibatnya,
seperti orang Cina. Selain perbedaan terjadi kawin campur antara pendatang menjadi problematik ketika memaknai
Dilihat dari sudut sosial ekonomi, suku, penduduk yang tersebar di Pulau dengan penduduk asli. Perkawinan orang Papua hanya yang berambut
sistem mata pencarian masyarakat Yapen juga berbeda keyakinan. Adapun antara pendatang dengan penduduk keriting dan berkulit hitam. Namun,
di Kepulauan Yapen cukup bervariasi agama yang dianut di antaranya: asli atau penduduk yang sudah penduduk Kabupaten Yapen tidak
2
2000
20 P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 20101