Page 217 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 217

hidup pada zona ekologi pantai,   sesuai dengan keterampilan dan juga   Agama Kristen Protestan, Islam, Katolik,   lebih dahulu mendiami Serui sering
 muara sungai, dan kepulauan adalah   lingkungan tempat tinggalnya. Adapun   Agama Budha Hindu, dan Buddha.   kali terjadi. Pada umumnya warna
 penduduk yang bermukim di Kepulauan   sistem mata pencarian tradisional   Perbedaan suku dan perbedaan agama   kulit penduduk di Kepulauan Yapen
 Yapen. Kata Yapen berasal dari bahasa   penduduk di wilayah itu dapat   yang dianut suku Yapen membuktikan   bervariasi dari hitam-coklat sampai
 Biak yaitu dari kata yapan yang artinya   dikategorikan sebagai berikut: meramu,   bahwa penduduk wilayah itu sangat   coklat-kuning. Demikian juga rambut
 ‘keladi atau talas’. Dengan demikian   berburu, beternak, menangkap ikan,   pluralistik. Namun demikian, sebagai   penduduk di wilayah itu bervariasi dari
 Pulau Yapen dapat bermakna Pulau   dan bercocok tanam. Namun, saat ini   masyarakat pluralistic, penduduk   yang berambut keriting, ikal bahkan
 Keladi. Pemberian nama pulau   sistem mata pencarian penduduk di   Kepulauan Yapen saling menghargai   yang berambut lurus. Para wanita
 itu diperkirakan ketika orang Biak   wilayah itu sudah banyak ragamnya   dan menghormati satu sama lain   Kepulauan Yapen umumnya tidak
 menginjakkan kakinya di pulau itu,   mulai dari sistem mata pencarian   antarsuku yang berbeda dan antarumat   begitu pendek dan banyak di antaranya
 terkesan oleh hamparan tanaman   tradisional, pedagang eceran hingga   agama yang berbeda. Kehidupan   yang cantik. Apalagi keturunan dari
 keladi di tempat itu. Dilihat dari sudut   pedagang grosir, pengusaha, pegawai   kerukunan antarumat beragama tidak   hasil perkawinan campur antara
 geografis, Pulau Yapen terletak di   swasta, hingga pegawai negeri.  dilandasi kepada kelompok yang   penduduk asli dengan pendatang.
 sebelah utara Teluk Cenderawasih dan   umatnya banyak (mayoritas) atau sedikit   Misalnya keturunan dari hasil
 dikelilingi laut yang membentuk selat   Masyarakat adat yang bermukim di   (minoritas), tetapi dilandasi toleransi   perkawinan campur antara orang Cina
 di utara yaitu Selat Sorenarwa dan   Kepulauan Yapen terdiri dari tujuh   hidup antarumat beragama: baik   dan penduduk asli melahirkan wanita
 di bagian selatan yaitu Selat Saireri.   suku yaitu Suku Yawa Unat, Suku   Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu,   cantik yang dikenal dengan sebutan
 Pada bagian utara dan timur juga pada   Busami, Suku Arui Sai, Suku Ampari,   maupun Buddha yang didasarkan atas   perancis (Peranakan Cina Serui).
 bagian utara serta selatan, Pulau Yapen   Suku Berbai, Suku WOA (Wondei,   kasih.  Peranakan Cina Serui berkulit terang
 dibentengi oleh beberapa pulau besar   Wandau, Wonawa) dan Suku Pomawo.   (eksotis) dan berambut ikal bahkan
 seperti Kurudu-Kaipuri, Mionanum,   Selain masyarakat adat Yapen, ada   Letaknya yang di pesisir menyebabkan   lurus. Serui sebagai ibukota Kabupaten
 Pulau-Pulau Padaido, dan Pulau Nau. Di   juga masyarakat adat Waropen,   Serui sebagai ibukota Kabupaten   Kepulauan Yapen dijuluki juga sebagai
 Pulau Yapen ada beberapa suku yang   masyarakat adat Papua lainnya yaitu   Kepulauan Yapen relatif terbuka dan   ‘kota kembang’ karena di Kota Serui itu
 tersebar di situ yaitu Suku Serui Darat   seperti Paniai, Biak, dan Sorong yang   mudah untuk didatangi. Para pendatang   terdapat banyak gadis cantik peranakan
 yang terkenal dengan nama Onate,   berdiam di Serui akibat perkawinan   dari luar Papua mendatangi Serui untuk   Cina-Serui. Kawin campur yang sudah
 Suku Ambai, suku Arui, suku Ansus   dan pertalian darah, serta masyarakat   keperluan transaksi perdagangan. Para   sejak dahulu dilakukan menyebabkan
 dan suku-suku lainnya dalam sebaran   adat nusantara seperti Makassar, Bugis,   pendatang tidak hanya melakukan   tipikal orang Serui berbeda dengan
 populasi yang kecil (Sukirman, dkk.,   Toraja, Toraja, Maluku, Sumatera dan   kegiatan perdagangan, tetapi juga   orang Papua umumnya yang berkulit
 1999).  Jawa, dan juga dari luar Indonesia   melakukan pergaulan sosial, sehingga   hitam dan berambut keriting. Akibatnya,
 seperti orang Cina. Selain perbedaan   terjadi kawin campur antara pendatang   menjadi problematik ketika memaknai
 Dilihat dari sudut sosial ekonomi,   suku, penduduk yang tersebar di Pulau   dengan penduduk asli. Perkawinan   orang Papua hanya yang berambut
 sistem mata pencarian masyarakat   Yapen juga berbeda keyakinan. Adapun   antara pendatang dengan penduduk   keriting dan berkulit hitam. Namun,
 di Kepulauan Yapen cukup bervariasi   agama yang dianut di antaranya:   asli atau penduduk yang sudah   penduduk Kabupaten Yapen tidak



                                                                                        2
 2000
 20  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  20101
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222