Page 255 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 255

Pada saat itu Gubernur Inggris yaitu   orang Inggris telah bermukim di Pulau
 Forbes membuat sebuah perjanjian   Papua, Belanda segera mengirim kapal
 yang mengatur wilayah kekuasaan   layar Dourga di bawah komando Kolff
 Tidore dan Ternate. Tidore menguasai   untuk melakukan penelitian atas berita
 daerah Manseray, Karandifur, Amberpur   itu. Walaupun berita itu terbukti tidak
 dan Amberpoon di Papua. Sebagai   benar, Gubernur Mercus berupaya
 catatan, Robide van Aa menyatakan   untuk menguasai bagian pantai barat
 yang dimaksud dengan daerah   Papua dan membangun pangkalan.
 kekuasaan Sultan Tidore itu adalah   Oleh karena itu, pada 24 Agustus 1828
 daerah Suku-suku Mansarai atau   Belanda mendirikan pangkalan militer
 Rumsarai, Karandifur atau Angradifur,   di wilayah itu yang diberi nama Fort du
 Amberpur, dan Amberpoon. Sultan   Bus (Sinaga, 2013).
 Tidore memahami bahwa orang
 bertindak lebih bijak dalam kontrak   Pengumuman 24 Agustus 1828
 itu untuk menyebutkan suku-suku dan   merupakan awal sejarah Fort du
 bukan distrik. Pada saat itu penduduk   Bus yang menyedihkan dan berakhir   Gambar pusat pertokoan Jln. Izak Telusa kota Fakfak tahun 1960
 Papua masih hidup berpindah-pindah   dengan resolusi 6 Desember 1835   Sumber: Rosmaida Sinaga
 dari tempat tinggal yang satu ke tempat   yang ditandai dengan pembongkaran
 yang lainnya. Dengan cara menyebut   pangkalan itu. Sejak pembongkaran   atau kapal uap pemerintah. Kapal-  Selain orang Eropa, orang Cina juga
 nama suku-suku, penduduk wilayah itu   pangkalan itu hingga 1861, Belanda   kapal tersebut untuk mengangkut   melakukan hubungan dagang dengan
 tetap patuh terhadap kekuasaan Sultan   mencari tempat yang lebih baik untuk   komisaris atau aparat pemerintah yang   penduduk pantai barat dan utara
 Tidore. Kontrak 1810 memiliki arti   pangkalannya di wilayah itu. Laporan   ditugaskan untuk memasang papan   Papua. Etnis Cina yang bermigrasi dari
 internasional yaitu menyangkut hak-hak   komisi yang diterbitkan pada 1861 yang   nama, mengangkat para kepala adat,   Cina daratan ke Indonesia jauh sebelum
 yang dapat diterapkan Belanda atas   dikenal sebagai Laporan Etna memberi   menumpas gerombolan perompak dan   kedatangan Belanda, yakni sekitar
 wilayah itu. Dalam Traktat London 1824   informasi dan alasan yang kuat bagi   pengayau orang-orang Papua, dan juga   abad ke-16. Kedatangan para imigran
 Inggris mengakui monopoli dagang   pemerintah Belanda untuk mencabut   untuk menunjukkan pamer kekuatan   Cina ini selain berdagang juga karena
 Belanda di Maluku dan Papua yang   instruksi pencarian tempat yang lebih   terhadap penduduk wilayah itu.   adanya tekanan ekonomi dan sosial di
 termasuk wilayah Tidore. Meskipun   baik untuk membuat pangkalan serta   Berdasarkan akta pengangkatan dari   dalam negerinya. Interaksi etnis Cina di
 Belanda menerapkan politik non-  menolak pendirian pos pemerintahan   Pemerintah Belanda, para kepala adat   Indonesia mula-mula dilakukan dalam
 intervensi atas daerah itu, Belanda tidak   atau militer. Sejak 1861 hingga 1898   wajib mengibarkan bendera Belanda   bentuk perseorangan dan kelompok-
 rela bila bangsa lain bermukim di sana.   hubungan pemerintah Belanda   saat kapal-kapal asing atau aparat   kelompok kecil. Interaksi tersebut
 Oleh karena itu, ketika desas-desus   dengan wilayah Papua dilakukan   pemerintah berlabuh di wilayah para   memunculkan berbagai dampak dalam
 beredar bahwa pada 1826 orang-  dengan pengiriman kapal perang   kepala adat itu (Sinaga, 2013).  sendi kehidupan penduduk lokal



                                                                                        23
 2388  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  2399
 23
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260