Page 341 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 341

“konfrontasi” untuk merebut Papua   terhadap usaha Belanda untuk
 dari tangan Belanda. Pada tanggal 19   memperkenalkan asas self-determination
 Desember 1961, Presiden Soekarno   (zelf beschikking) sebagai penyelesaian
 berpidato di alun-alun Yogyakarta yang   masalah Papua. Menurutnya, asas
 isinya berupa seruan yang kemudian   tersebut semacam sejarah berulang,
 dikenal dengan sebutan Trikora, atau   yang dalam arti bukanlah hal yang baru
 Tri Komando Rakyat, yang berisikan:   kali ini dilakukan Belanda terhadap
 (1) Gagalkan pembentukan “Negara   Indonesia. Ia menyebutkan bahwa
 Boneka Papua” buatan Kolonial   hal yang sama telah ada sejak masa
 Belanda; (2) Kibarkanlah Sang Merah   perundingan bersama Van Mook,
 Putih di Irian Barat, Tanah Air Indonesia;   sehingga ia harus menolaknya. Bagi
 (3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum   Soekarno, self-determination hanya
 guna mempertahankan kemerdekaan   akan mengarah pada kekacauan di
 dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.   masa depan, sebab yang seharusnya
 Pidato Trikora Presiden Soekarno   dilakukan Pemerintah Belanda adalah
 kemudian berdampak besar terhadap   menyerahkan kekuasaan administratif   Presiden RI Ir.Soekarno menyampaikan pidato dalam rangka Trikora di Alun-alun Utara
 kelompok masyarakat Papua untuk   secepatnya kepada Indonesia, lalu    Sumber: Arsip Nasional RI
 memperjuangkan Papua Merdeka.   melanjutkannya dengan normalisasi
 Hal lain yang juga semakin menguat   hubungan bilateral kedua negara   berbagai institusi pemerintahan,   yang terlambat. Salah satu institusi
 di kalangan kelompok itu adalah   sebagai negara yang merdeka dan   baik untuk memperkuat sistem   penting yang dibentuk adalah Dewan
 paham bahwa orang Papua memiliki   setara status dan posisinya (Numberi   politik maupun prasarana bagi gerak   Papua (Papua Raad). Di dalam wadah
 hak untuk menentukan nasib mereka   2013:159). Self-determination   kehidupan masyarakat. Sesungguhnya,   inilah muncul kesadaran orang
 sendiri. Keyakinan akan hal itu tidak   merupakan taktik Belanda yang secara   tindakan ini sangat terlambat jika dilihat   Papua akan jati diri mereka, dan oleh
 terlepas dari upaya yang telah lama   politis ingin memecah suara, antara   dari masa Pemerintahan Belanda di   karena itu ingin memperjuangkan
 dilakukan Van Eechoud, mantan pejabat   yang pro dengan yang kontra terhadap   Papua yang setidaknya telah hadir sejak   pula kemerdekaannya. Van Eechoud
 di Pemerintahan Sipil Belanda (NICA),   integrasi dengan Indonesia.  akhir abad ke-19.  adalah tokoh utama dalam proses
 yang kemudian diangkat sebagai                     munculnya kesadaran dan pematangan
 residen di Papua Nieuw Guinea setelah   Sejak tahun 1950, ketika proses   Dilihat dari sudut pandang pihak   ide “Kepapuaan” tersebut. Melalui
 Perang Dunia II.  perundingan dijalankan untuk   Indonesia, tindakan Belanda itu,   Dewan Papua, aspirasi orang Papua
 menyelesaikan masalah Papua, Belanda   tidak lain semata-mata upaya untuk   dimunculkan dan diperjuangkan. Salah
 Di dalam lawatan kerja Presiden   justru terus-menerus berupaya untuk   mengambil simpati, atau seolah-olah   satu peristiwa penting yang menjadi
 ke Jepang, pada September 1961,   memperkuat kedudukannya di wilayah   ingin membela kepentingan orang   perwujudan aspirasi orang Papua
 Soekarno telah menyatakan sikapnya   sengketa tersebut. Belanda mendirikan   Papua—suatu tindakan mission sacre   ialah dengan adanya deklarasi orang



 3
                                                                                        325
 32424  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  325
 P
   336   337   338   339   340   341   342   343   344   345   346