Page 377 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 377

Berdasarkan Perjanjian New York   dirancang dan dilaksanakan setiap   karena kaum pendatang segera   bidang pengetahuan dan keterampilan,
 tahun 1962, integrasi Papua ke   Lima Tahun sejak yang pertama di   memperlihatkan keunggulannnya di   sehingga pada akhirnya dapat lebih
 Republik Indonesia baru dapat   tahun 1969. Perencanaan tersebut   bidang ekonomi dan kedudukannya   berhasil dalam praktik kehidupan,
 disahkan ketika asas penentuan nasib   dikemukakan Soeharto dalam Pidato   di bidang pemerintahan. Aspek   dan hal ini pula yang dikembangkan
 sendiri dapat dijalankan dengan   Kenegaraan pada tanggal 16 Agustus   pendidikan menjadi faktor yang   menjadi faktor “pembeda”. Akumulasi
 sebagaimana mestinya, yaitu melalui   1968 yang intinya adalah sebagai   memposisikan orang Papua kalah   perasaan yang “terpinggirkan” itu
 Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)   berikut: (a) Pembangunan di Papua   bersaing dengan pendatang.  menjadi ancaman akan punahya
 pada tahun 1969. Pascapelaksanaan   di segala bidang, terutama di bidang   penduduk asli. Kerap ada pandangan
 Pepera, Pemerintah Indonesia dapat   pendidikan dan sosial; (b) Pemajuan   Pada umumnya, kondisi sosial-  yang keliru bahwa gelombang
 menerima transfer of administration dari   kehidupan beragama; (c) Penempatan   ekonomi inilah yang menebalkan rasa   migrasi dari peradaban yang lebih
 UNTEA sebagai lembaga perwalian,   putra-putra Papua di berbagai   terpinggirkan dari derap pembangunan   maju, menyisihkan masyarakat yang
 bukan transfer of authority, oleh   lembaga pemerintahan dan social;   yang semula untuk bertujuan untuk   tinggal di pesisir, sehingga memaksa
 karena Indonesia masih ditempatkan   (d) Perhatian khusus dalam Repelita   menyejahterakan penduduk. Perbedaan   pemukim asli untuk bergeser ke gunung
 pada suatu periode transisi yang   bagi pembangunan ekonomi di Papua,   seketika menjadi sangat mencolok,   (Fenneke, 2016).
 membutuhkan banyak penyesuaian.   terutama transportasi dan komunikasi;   terlebih dengan adanya perbedaan
 Dalam rentang waktu yang ada,   (e) Menghormati keputusan Persetujuan   kasat mata yaitu bentuk fisik dan warna   Ketika Enembe memperoleh suara
 Pemerintah Indonesia justru lebih   New York dan kinerja UNTEA   kulit. Orang Papua mengidentifikasikan   terbanyak dalam pemilihan Gubernur
 mengejar kemenangan dalam Pepera   (Subandrio 2001:124).  diri mereka sebagai sosok yang berbeda   Papua pada 2014, ada yang menanggapi
 dibanding membangun kepercayaan   dari orang Indonesia pada umumnya.   kemenangan ini sebagai hal yang positif,
 masyarakat dengan melancarkan   Setelah itu, sarana dan prasarana   Keinginan sebagian kelompok orang   namun sekaligus juga yang sebaliknya.
 tindakan-tindakan yang agresif dan   segera dibangun, antara lain   Papua yang karena motivitasi tertentu   Kalangan pertama berpendapat bahwa
 intimidatif. Berbagai tindakan teror,   transportasi jalan, bandar udara, dan   mengambil sikap separatis, perbedaan   ini sudah saatnya “orang gunung”,
 kekerasan, penghilangan nyawa secara   pelabuhan laut. Dengan pembangunan   fisik tersebut justru dimaknai memiliki   seperti Enembe, memperlihatkan
 paksa, serta manipulasi sosial-politik   infrastruktur itu, maka terbukalah   “nilai tambah” bagi penyemangat   kemampuannya sebagai orang nomor
 sangat jelas dilakukan (Alua 2006:53).   wilayah Papua bagi orang luar untuk   perjuangannya itu. Justru karena   satu di Papua, yang selama ini selalu
 Akibatnya, “okupasi” Pemerintah   datang dan menetap. Program   persepsi adanya perbedaan itulah,   dipegang oleh “orang pesisir”. Pada
 Indonesia di Papua terlihat sebagai   transmigrasi menjadikan Papua   muncul anggapan bahwa mereka tidak   umumnya, orang berpandangan bahwa
 tindakan yang represif dan eksploitatif,   bagian dari negara Indonesia. Namun   menjadi bagian yang integral dengan   “orang gunung” cenderung lebih
 bukan sebagai tindakan kooperatif dan   perspektif “dibukanya” wilayah Papua   Indonesia.  terbelakang jika dibandingkan dengan
 berkelanjutan.  bagi pendatang dari luar tanpa disadari   “orang pesisir”. Nyatanya, orang gunung
 menghasilkan faktor kesenjangan   Istilah amber kemudian diberikan pada   sebenarnya datang lebih dulu, saat para
 PascaPepera, Papua termasuk ke dalam   antara pendatang dan penduduk   orang luar yang dianggap mempunyai   pendatang mulai menetap di pesisir,
 proyek Pembangunan Nasional yang   setempat. Isu pun terus merebak   kemampuan yang lebih tinggi dalam   penduduk setempat bergeser ke gunung.



                                                                                        3
 36  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  36161
 3600
   372   373   374   375   376   377   378   379   380   381   382