Page 97 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 97

terasa lagi betapa pertanyaan itu tidak   kota memperlihatkan kegembiraan   hinomaru—bendera berlandasan   Jepang membentuk Dokoritsu Jumbi
 lagi bergema dalam arus nasionalisme   mereka menyambut kedatangan   putih dengan lingkaran merah di   Chosa-kai—Badan Penyelidik Usaha
 bangsa. Tetapi bagaimanakah   tentara dari Negeri Matahari Terbit   tengah-tengahnya—yang dibolehkan,   Persiapan Kemerdekaan (BPUPK),
 bisa terlupakan fakta sejarah yang   itu. Bukankah berhasilnya tentara   bahkan diharuskan untuk dikibarkan.   tetapi lebih biasa diingat sebagai
 memperlihatkan betapa lebih dari satu   Jepang ini menduduki kota-kota   Maka sejak saat itu berbagai cerita   Badan Penyelidik Usaha Persiapan
 setengah dekade “masalah Irian Barat”   penting di seluruh wilayah Hindia   dan pengalaman langsung yang   Kemerdekaan Indonesia (BPUPK-I)
 adalah bagian dari arus gelombang   Belanda berarti tersingkirnya kekuasaan   dialami anak bangsa mengenai pahit
 nasionalisme Indonesia yang semakin   Belanda? Bukankah peristiwa ini   getir yang dirasakan sejak berada di   BPUPK-I dibentuk ketika pemerintah
 lama semakin menaik? Maka baiklah   berarti berakhirnya sebuah sistem   bawah kekuasaan militer pun mulai   militer Dai Nippon memberi “janji
 kisah dimulai dari awal.   kekuasaan asing yang telah semakin   bertebaran. Dari setiap kota ada saja   kemerdekaan” kepada bangsa
 keras menumpas segala unsur yang   cerita tentang betapa sekian banyak   Indonesia. “Janji kemerdekaan”

 Papua dan Penentuan   membayangkan semangat nasionalisme   orang yang diculik untuk dijadikan   ini dikumandangkan di saat para
 “Wilayah Negara Republik   Indonesia?Ketika tentara Dai Nippon   pekerja di luar daerah mereka—entah   pemimpin bangsa telah semakin keras
 Indonesia”  baru saja berhasil menduduki wilayah   untuk membuat jalan, lapangan   menuntut kemerdekaan dan ketika telah
 yang dulu disebut Hindia Belanda   terbang, atau mengerjakan apa saja   semakin banyak pula pemuda yang

 Suasana kesejarahan yang tidak   (tahun 1942), rakyat diperbolehkan   yang diperlukan demi kepentingan   terlatih dalam kemiliteran. Mungkin saja
 terlupakan dalam arus dinamika   mengibarkan bendera Merah Putih.   militer dalam “perang Asia Timur   kesemua janji pemerintah militer ini dan
 sejarah modern Indonesia ialah reaksi   Begitulah kedatangan tentara Dai   Raya”. Tetapi ketika penderitaan sosial-  harapan dipupuknya hanyalah tipuan
 masyarakat setempat ketika mereka   Nippon terasa seakan-akan masa   ekonomis dan tekanan politik telah   belaka. Tetapi bukankah semakin lama
 mempertontonkan rasa kegembiraan.   depan yang cerah dari dinamika   semakin memuncak, pemerintah militer   militer Jepang berkuasa semakin terasa
 Beramai-ramai mereka melambai-  kebangsaan terasa telah berada di   Dai Nippon pun memberi secercah   juga kemelaratan dalam kehidupan
 lambaikan tangan dengan wajah yang   hadapan mata. Bukankah pemerintah   harapan—“janji kemerdekaan”   sosial-ekonomi bangsa? Kapankah
 penuh kegembiraan—seakan-akan   Hindia Belanda melarang pengibaran   mulai dikumandangkan. Jika puncak   rakyat di kepulauan Indonesia ini
 mereka sedang asyik menyambut   bendera ini seketika menyadari betapa   pendudukan tentara Dai Nippon   pernah mengalami bahaya kelaparan
 kedatangan tamu kehormatan yang   bendera “merah putih” itu telah menjadi   ditandai dengan kerja paksa dan   seperti yang kini dirasakan? Bilakah
 telah lama dinanti-nanti. Memang para   lambang perjuangan kebangsaan?   pembentukan tentara bantuan—entah   kemelaratan sosial-ekonomi sama-
 penduduk kota, tua-muda serta laki-  Tetapi harapan yang sempat terbersit   sebagai bagian dari tentara Jepang,   sama dialami anak-bangsa di seluruh
 laki dan perempuan, memperlihatkan   atas kedatangan bala tentara Jepang   seperti halnya dengan barisan Heiho,   penjuru tanah air? Tetapi bukankah
 kegembiraan mereka atas kedatangan   ini hanya bertahan sebentar saja.   entah sebagai tentara-bantu, seperti   pula beberapa negara di wilayah Asia
 “tamu“ yang datang dengan wajah   Setelah dua-tiga bulan menancapkan   PETA (Pembela Tanah Air) di Jawa atau   Tenggara, yang pernah diduduki tentara
 yang diwarnai rasa kemenangan.   kekuasaannya, pemerintah militer   Giyugun di Sumatra—maka kini terasa   Dai Nippon, ketika “perang Pasifik” baru
 Sambil melambai-lambaikan bendera-  Jepang pun melarang pengibaran   juga seakan-akan cahaya zaman baru   saja bermula, kini telah mendapatkan
 bendera kecil hinomaru penduduk   Merah Putih. Hanya bendera   mulai bersinar. Pemerintah militer   janji, bahkan realitas, kemerdekaan



 80  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  81
                                                                                         81
 80
 P
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102