Page 41 - Modul Teknik Pengawetan Pengolahan Pangan
P. 41

40


               4.  Pengaruh Teknik Pengawetan dengan Nilai Gizi

                       Perkembangan teknologi secara keseluruhan mengalami kemajuan yang cukup pesat,
               termasuk di bidang teknologi pangan.  Permintaan dan penyediaan pangan dalam kemasan

               menjadi dua hal yang meningkat secara bersinergi.  Sehingga kebutuhan akan peningkatan
               mutu produk-produk pangan yang diproduksi menjadi hal yang wajib dipenuhi oleh produsen

               pangan,  terutama  pangan  olahan  dalam  kemasan  yang  menginginkan  produknya  dengan
               kriteria  mutu  tertentu.   Misalnya  untuk  kebutuhan  peningkatan  keawetan  dibutuhkan

               pengawet,  pengurangan  penggunaan  gula  dibutuhkan  pemanis,  menjaga  kestabilan

               dibutuhkan penstabil, dan lainnya.  Pengawet, pemanis dan penstabil tersebut termasuk pada
               Bahan Tambahan Pangan (BTP).

                       Penggunaan BTP yang bijak, akan memberikan manfaat yang baik untuk peningkatan

               mutu produk pangan yang diproduksi, sebaliknya penggunaan yang tidak mengikuti aturan
               yang ditetapkan tentu akan memberikan akibat yang negative pula terhadap produk yang

               dihasilkan. Sebelum penggunaan BTP, perlu dipahami betul apa fungsi dan kegunaannya,
               sehingga bisa mencapai tujuan yang diharapkan, dan tidak memberikan dampak negative

               pada konsumennya.
                       Saat ini disayangkan, banyak produsen yang masih keliru dalam penggunaan BTP,

               bisa  karena  alasan  ketidaktahuan,  tetapi  banyak  pula  karena  unsur  kesengajaan,  dengan

               alasan lebih mudah, lebih murah, dan lainnya. Pembelajaran tentang BTP secara benar sangat
               diperlukan, baik untuk produsen maupun konsumen. BTP bukan sesuatu yang menakutkan,

               jika setiap produsen mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan
               Makanan (BPOM). Konsumen pun tidak perlu semakin resah dengan banyaknya pemberitaan

               yang tidak benar tentang BTP. BTP dapat menimbulkan resiko yang tidak baik bagi kesehatan
               masyarakat jika produsen (1) menggunakan BTP yang tidak diijinkan, yang dilarang atau

               BTP  yang  bukan  untuk  pangan  (non  food  grade)  dan  (2)  menggunakan  BTP  dengan

               dosis/takaran yang tidak tepat, misalnya melebihi dari batas maksimum yang ditetapkan oleh
               instansi berwenang, dalam hal ini BPOM (Ardiansyah, 2015).

                       Penekanan yang tegas kepada produsen sangat diperlukan, bahwa setiap produk yang

               diperkenalkan  kepada  konsumen  harus  disertai  informasi  yang  benar,  jelas  dan  jujur.
               Sehingga konsumen tidak sampai memiliki gambaran yang keliru atas produk yang mereka

               konsumsi.  Informasi  yang  benar  dan  jujur  harus  dicantumkan  secara  jelas  dalam  setiap
               kemasannya, sehingga konsumen dapat menentukan pilihan makanan yang tepat sebelum

               membeli dan/atau mengkonsumsinya. Keterlibatan media, selain keterlibatan produsen dan
               konsumen,  tentu  sangat  diperlukan.  Media  harus  mampu  menyajikan  pemberitaan  yang
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46