Page 6 - MODUL TEKS NEGOSIASI KD 3.5
P. 6
URAIAN MATERI
A. Pengertian, Ciri-Ciri, dan Penyampaian dalam Teks Negosiasi
1. Pengertian Teks Negosiasi
Pernahkah Anda mendengar kata negosiasi? Negosiasi merupakan kata serapan dari
bahasa Inggris negotiate yang berarti merundingkan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, negosiasi berarti proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna
mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) lainnya.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa negosiasi adalah proses yang
ditimbulkan oleh adanya unsur dua pihak, perbedaan, dan keinginan untuk berunding.
Negosiasi dapat diartikan pula kegiatan yang ditimbulkan oleh keinginan untuk
memenangkan kemauan atau kepentingan pribadi karena terhambat oleh kepentingan
pihak lain atau adanya pemikiran bertolak belakang. Pihak satu merasa konsep, gagasan,
program, atau sesuatu yang diingini dianggap sudah benar, sementara pihak lain
berpikiran sebaliknya. Pemikiran tersebut menyebabkan perbedaan prinsip di antara
kedua pihak, tetapi berada dalam kepentingan yang sama. Keadaan tersebut akan
menyebabkan adanya negosiasi antara kedua pihak. Keberhasilan negosiasi perlu adanya
penyampaian argumentasi kuat dan tidak terbantahkan. Argumentasi tersebut harus
dilakukan menggunakan kalimat yang menarik dan santun. Kalimat yang menarik dan
santun dapat memengaruhi pihak lain dalam mencapai suatu kesepakatan.
Berdasarkan situasinya, negosiasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu negosiasi formal
dan negosiasi informal. Negosiasi formal biasanya dilakukan dengan suatu perjanjian
khusus dan dapat melibatkan hukum. Negosiasi informal bisa terjadi di mana saja. Situasi
dalam negosiasi informal lebih santai daripada negosiasi formal.
a. Negosiasi Formal
Negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjadi dalam situasi formal. Ciri-
ciri negosiasi formal yaitu adanya perjanjian yang sah secara hukum. Karena itu
pelanggaran terhadap perjanjian yang disepakati bisa menjadi perkara hukum.
Contohnya yaitu negosiasi antar dua perusahaan.
b. Negosiasi Informal
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering bernegosiasi. Negosiasi dapat
terjadi di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja, misalnya negosiasi antara
ayah dan anak. Sebagai contoh, seorang anak dilarang ayahnya bermain dengan
temannya karena nilai rapornya buruk. Si anak meminta kepada ayahnya agar
diizinkan kembali bermain dengan temannya. Si anak menjelaskan argumentasinya.
Pada awalnya sang ayah tetap tidak membolehkannya. Namun, kesepakatan dicapai.
Si anak boleh bermain dengan temannya kembali dengan beberapa syarat yang
diajukan sang ayah. Negosiasi ini tidak membutuhkan perjanjian khusus yang
melibatkan hukum.
Selain dilihat dari situasinya, negosiasi dapat dilihat berdasarkan untung ruginya.
Berdasarkan untung rugi, negosiasi dibedakan menjadi empat. Keempat macam negosiasi
tersebut adalah kolaborasi, dominasi, akomodasi, dan menghindari konflik.
a. Negosiasi Kolaborasi
Dalam negosiasi kolaborasi, negosiator akan berusaha mencapai kesepakatan
dengan menyatukan kepentingan masing-masing. Negosiasi ini disebut juga
negosiasi win-win.
b. Negosiasi Dominasi
Di negosiasi dominasi negosiator memperoleh keuntungan besar dari
kesepakatan yang dicapai. Sedangkan pihak lawan negosiasi memperoleh
keuntungan lebih sedikit. Negosiasi ini disebut juga negosiasi win-lose.
c. Negosiasi Akomodasi
Di negosiasi akomodasi, negosiator memperoleh keuntungan sangat sedikit
bahkan rugi. Sedangkan pihak lawan negosiasi memperoleh keuntungan sangat besar
bahkan mendapat 100% keuntungan. Kerugian ini disebabkan karena kegagalan
negosiator dalam bernegosiasi sehingga tidak memperoleh keuntungan. Negosiasi ini
disebut juga negosiasi lose-win.
3