Page 569 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 569

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                waktu singkat KIM dapat berkembang dan hal ini sangat dipengaruhi
                oleh  peran  Marthen  Indey,  Corinus  Krey  dan  Nicolaas  Jouwe.  Bahkan
                Drooglever  menegaskan  bahwa  hampir  sekitar  seratus  lima  puluh
                pendukung  hadir  dalam  pertemuan  yang  diselenggarakan  KIM
                (Drooglever, 2010). Begitu pula dengan Penders yang juga menyatakan
                bahwa  kehadiran  KIM  menyebabkan  banyak  orang  Irian  Barat  di
                Hollandia hadir dalam setiap pertemuan menolak rencana Van Eechoud
                yang menolak mengirim wakil dari Irian Barat di Denpasar. Masyarakat
                yang  berada  di  Hollandia  tidak  hanya  mendukung  propoganda  KIM
                agar Irian Barat masuk dalam federasi Indonesia yang terdiri dari Sabang
                hingga Merauke, tapi juga memohon dikirimnya wakil dari Irian Barat
                dalam konferensi Denpasar.


                9.8. Ratulangi dan Pembentukan PKII dan Aktivitas di Serui.
                        Pada  pertengahan  Juni  1946  pemerintah  Belanda  di  Batavia
                mengasingkan G. S.S J. Ratulangi ke Serui. Ratulangi adalah gubernur
                Sulawesi yang diangkat oleh Presiden Soekarno pada 19 Agustus 1945.
                Alasan  diasingkan  ke  Serui  karena  pemerintahan  NICA  di  Makasar
                beranggapan  bahwa  Ratulangi  dan  beberapa  anggota  Pusat
                Keselamatan  Rakyat  di  Makasar  akan  menghambat  upaya  pemulihan
                keamanan dan pemerintahan di Makasar (Ide Anak Agung Gde Agung,
                1985).  Oleh  karena  itu,  ia  diasingkan  bersama  tujuh  orang  Indonesia
                lainnya  yaitu,  Lanto  Daeng  Pasewang,  Intje  Achmad  Saleh,  J.
                Latumahina,  Mayor  Suwarno,  Zainal  Abidin  S.H,  P.L.  Tobing,W.S.T.
                Pondaag.  Sebulan  kemudian  istri  Ratulangi  dengan  para  istri  lainnya
                                                                              96
                diberangkatkan ke Serui sehingga diperkirakan terdapat 40 orang.
                        Pada  awalnya,  Ratulangi  dan  kelompoknya  dilarang  untuk
                mengadakan  kontak  dengan  penduduk  sekitar    karena  pemerintah
                diaganggap‖kriminal‖  dan  sangat  berbahaya.  Namun,  pemerintah
                Belanda akhirnya memberi kebebasan kepada kelompok Ratulangi untuk
                mengadakan  kontak  dengan  penduduk  Serui.  Hal  ini  semakin
                dipermudah  dengan  peran  dari  istrinya  Yakop  Thung  Tjing  Ek  yaitu
                Martha  Raweyai  yang  pada  saat  itu  bertugas  mengasuh  anak  dari
                keluarga  Ratulangi.  Menurut  Benjamin  Kajai,  pada  langkah  awalnya
                Yakop  Thung  Tjing  Ek  salah  seorang  keturunan  Cina  asal  Makasar,
                Benjamin  Kajai  dan  Alwi  Rahman  secara  rahasia  bergantian  mulai
                mendatangi  tempat  tinggal  Ratulangi  dan  pada  kesempatan  itu



                                                                                 557
   564   565   566   567   568   569   570   571   572   573   574